Nah, nama terakhir ini cukup menarik untuk dibahas. Lantaran namanya, LG Innotek kerap dianggap sebagai perusahaan yang memproduksi smartphone, AC, kulkas sampai mesin cuci. Padahal tak demikian adanya.
Young Huan Choi, Executive Director Component Marketing Division LG Innotek mengakui jika banyak orang yang kerap salah kaprah soal produk yang dibuat perusahaannya. Namun yang pasti, LG Innotek merupakan bagian dari LG Group. Dimana sang induk punya tiga anak usaha utama yaitu: LG Electronics (eksis di bisnis consumer electronics), LG Display (memproduksi panel display) serta LG Innotek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada empat pilar yang menunjang bisnis LG Innotek, yaitu LED, elektronik dan komponen otomotif, substrate material (PCB) serta optical bisnis yang meliputi modul kamera.
Mereka pun sudah mengekspansi Indonesia sejak tahun 2000 lalu di Bekasi, Jawa Barat. Nilai modal awalnya sekitar USD 5 juta dan saat ini sudah memiliki total 2.069 pegawai. Sama seperti sang induk, LG Innotek Indonesia pertama kali memulai bisnisnya dengan memproduksi TV tuner.
Hanya saja dengan adanya perkembangan teknologi, termasuk geliat 4G di dalamnya, LG Innotek Indonesia juga ikut berevolusi dengan melahirkan MiFi. Smartfren jadi pelanggan perdana mereka di bisnis ini.
Pabrik Innotek di Cikarang jadi basis produksi andalan perusahaan asal Korea Selatan ini. Young Huan Choi menyatakan, Indonesia merupakan pasar penting bagi Innotek. Terlebih dengan adanya kolaborasi dengan Smartfren untuk menyokong suplai perangkat MiFi, sekaligus memperluas bisnis Innotek yang saat ini masih bertumpu pada bisnis TV tuner.
"Kami masih baru untuk membuat perangkat MiFi di Indonesia. Namun kami punya pengalaman panjang (untuk membuat perangkat MiFi) di Korea. DI Indonesia, LG menggandeng Smartfren dan itu sangat signifikan untuk menunjang bisnis LG Innotek khususnya di divisi IoT (Internet of Things)," ujar Choi saat berbincang dengan sejumlah media asal Indonesia termasuk detikINET di Seoul, Korea Selatan.
Cikarang akan menjadi basis produksi MiFi LG Innotek yang akan dipakai Smartfren. Dimana untuk tahap pertama sebanyak 200 ribu unit MiFi Smartfren besutan LG Innotek sudah terkirim dan siap dipasarkan untuk meramaikan pasar 4G Indonesia.
Dipilih Lantaran TKDN
Roberto Saputra, Direktur/Chief Brand Officer Smartfren menambahkan, dalam memilih partner manufaktur, Smartfren sudah pasti tak mau asal tunjuk. Ada kriteria yang harus dipenuhi calon partner agar bisa dilirik.
Dimana kriteria utama adalah terkait Total Kandungan Dalam Negeri (TKDN). "TKDN kan sudah harus, jadi gak banyak vendor yang punya fasilitas TKDN," lanjutnya.
Per 1 Januari 2017, perangkat MiFi juga bakal kena aturan baru TKDN yang mewajibkan minimal 30%. Adapun konten lokal dari MiFI besutan LG Innotek yang bertipe M2S yang digunakan oleh Smartfren sudah mencapai 20,88%.
"Proses SMT (Surface Mount Technology) saat ini masih dari Korea tapi housing dan part lain sudah dari Indonesia. Kita juga punya research centre di Indonesia, jadi transfer knowledge bakal lebih mudah, Sebab TKDN kan gak cuma dari hardware, tapi juga proses," imbuh Yulian Riatmaji, Team Leader Marketing Team LG Innotek Indonesia dalam kesempatan yang sama.
"Kami optimistis nantinya bakal mencapai 30%, karena kami juga punya rencana untuk membuka SMT di Indonesia. Impor mungkin masih akan dilakukan untuk baterai, karena baterai masih sulit dipasok di Indonesia," lanjutnya.
Β
Terkait pemilihan vendor, Roberto juga menyebut ambisi inovasi dan teknologi yang dimiliki calon partnernya menjadi pertimbangan penting. Sebab, Smartfren juga sudah punya ancang-ancang untuk berlari cepat di bisnis 4G, sehingga memerlukan tandem bisnis yang punya kecepatan sama.
"Ke depannya apa sih? Kita sudah bilang harus punya teknologi Cat6 yang sudah support carrier aggregation. Berikutnya (MiFi Smartfren) juga seperti itu," Roberto menandaskan.
(ash/rou)