Menurut penuturannya, omzet yang dihasilkan sekitar Rp 180 juta per bulan, dan 70%-80% berasal dari transaksi di e-commerce. Sisanya ia peroleh dari tokonya yang berlokasi di pusat perbelanjaan Surabaya Town Square, Surabaya.
Demikian testimoni dari pemilik toko Velomix Bike Shop yang biasa dipanggil Chies ini setelah lima tahun merintis berjualan sebagai pelapak di situs Bukalapak.com. Menurutnya, kunci keunggulan dari sebuah e-commerce adalah karena kemudahan komunikasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudahan itu ia rasakan saat ia bergabung di Bukalapak. Chies merasakan keakraban hubungan dan mudahnya berkomunikasi layaknya sebuah komunitas, baik dengan admin maupun dengan sesama pelapak yang lain.
Apalagi didukung adanya aplikasi di perangkat Android, sehingga transaksi bisa berlangsung secara seketika (real time). Setiap transaksi pembelian akan ada notifikasi baik berupa SMS, notifikasi di aplikasi maupun via email. Bahkan calon pembeli bisa menanyakan ketersediaan barang melalui pesan pribadi (private message).
Setelah bergabung sejak 2010, kini arek Suroboyo ini masuk kategori pedagang besar dan top seller di Bukalapak. Chies mengakui adanya perkembangan yang sangat pesat.
Ia memiliki konsep berjualan yang cukup menarik karena hanya berjualan barang-barang yang unik atau bisa dibilang premium dan tidak umum di Indonesia, sehingga barang yang dia masukkan bisa cepat laku terjual di pasaran.
Untuk bisa berjualan barang-barang yang unik dan premium, Chies didukung oleh supplier sepeda dan aksesorisnya dari Inggris, Amerika, Perancis dan paling banyak dari Taiwan. Bahkan supplier tersebut mendorong Chies untuk membuka toko offline setelah satu tahunan sukses berjualan di Bukalapak .
“Kami ada semacam perjanjian khusus dengan supplier untuk membuka toko agar barang yang dijual ada secara fisik dan bisa dipajang seperti toko sebenarnya,” ungkap Chies.
Moncernya bisnis sepeda dan aksesoris yang digelutinya, memang tak diraih begitu saja. Semua berawal dari keinginan pria berusia 31 tahun ini untuk menjadi pedagang.
Dari berbagai pertanyaan yang memenuhi kepalanya, akhirnya Chies memutuskan menjual produk yang sesuai dengan hobinya, yakni sepeda. Bagi Chies, menjual barang yang benar-benar dikuasai dan mengerti seluk-beluk bisnisnya akan jauh lebih baik dan menguntungkan dibandingkan menjual barang yang tidak dipahaminya.
“Kita bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan secara cepat. Kita pun bisa memperoleh kepercayaan dari supplier secara baik. Keuntungan lainnya, kita tidak mungkin tertipu baik oleh pelanggan maupun supplier karena kita tahu betul terhadap produk yang kita jual,” jelasnya.
Chies tidak ingin menjual sepeda seperti kebanyakan dijual di toko-toko. Saat ini, komposisi barang yang dijualnya masih didominasi aksesoris hingga 80% dengan harga dari Rp 10 ribu hingga mencapai Rp 5 juta. Sedangkan frame mencapai 10 persen dengan range harga dari Rp 4 juta-Rp 50 juta. Sisanya, diisi adalah full bike yang harganya mencapai Rp 10 juta–Rp 85 juta.
“Saya memang fokus menjual sepeda impor dengan harga premium serta didukung aksesori yang unik dan tidak pernah ditemui di pasaran lokal sehingga kita bisa menguasai pasar dan bisa menentukan harga. Apalagi di daerah masih kesulitan untuk mendapatkan barang-barang yang bagus,” ujarnya.
Konsep diferensiasi inilah yang membuat pembelinya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. Chies menceritakan bahwa ada pembelinya dari Chicago, Amerika Serikat yang direkomendasikan temannya untuk membeli sepeda Fixie pada tahun 2011.
“Waktu itu, saya tunjukkan saja jualan di Bukalapak. Setelah beberapa kali kontak dan negosiasi, akhirnya dia beli sepeda Fixie seharga Rp 20 juta. Begitu barang diterima setelah dikirim via pos selama satu bulan, pembeli tersebut merasa puas dan memberikan testimoni,” ujarnya.
Tak hanya berasal dari Amerika Serikat, pembeli lain berasal dari Malaysia, Singapura, Korea, Australia dan Philipina. Untuk dalam negeri pembeli masih didominasi dari kawasan Pulau Jawa, Makasar, Medan, Balikpapan dan Banjarmasin. Sedangkan produk paling laku adalah yang bersifat fast moving seperti sarung tangan, jersey, kaos kaki, helm, speedometer, lampu dan sadel.
Untuk ke depannya, Chies memiliki harapan agar e-commerce seperti Bukalapak semakin maju dan semakin banyak pembeli dan pelapaknya. “Selain itu kalau bisa ditambahkan fitur baru, seperti fitur harga grosir, sehingga jika ada pembeli secara partai bisa dilayani, tidak hanya retail seperti sekarang tapi juga bisa grosir,” pungkas Chies.
(rou/rou)