Hal tersebut disampaikan langsung oleh Richard Harshman yang menjabat Head of ASEAN AWS. Menurutnya, potensi UKM dan startup yang kian meningkat di Indonesia sangatlah besar. Selain itu mengandalkan layanan cloud AWS para penggiat UKM dan startup diklaim bisa lebih mudah mengekspansi usahanya tanpa keluar banyak biaya.
“Membangun infrastruktur biayanya besar. Selain itu juga ada usia pakainya. Ditambah lagi tiap kebutuhan, bisa beda-beda infrastruktur yang dibutuhkan,” ujar Richard, di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu AWS juga tak menggunakan penawaran-penawaran yang dianggap konvensional pada layanan cloud miliknya. AWS mengimplementasikan metode ‘pay as you go’. Artinya konsumen hanya perlu membayar sesuai kebutuhannya memakai layanan cloud AWS.
“Jadi tak ada lagi kontrak jangka panjang. Pakai AWS, pay as you go. Artinya konsumen hanya membayar sesuai yang dibutuhkan. Penawaran semacam ini sangat cocok untuk UKM dan startup yang masih meniti bisnisnya,” imbuh Richard.
Pria yang sehari-harinya tinggal di Singapura ini lantas menyebut sejumlah perusahaan di Indonesia yang telah mempercayai bisnisnya pada layanan cloud AWS, di antaranya adalah Traveloka, Blibli, Rumah123, Berrybenka, serta beberapa perusahaan lain.
Di Indonesia, sektor UKM dan startup memang tengah menjadi incaran perusahaan-perusahaan teknologi dunia. Alasannya karena sektor tersebut kini telah menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apalagi jumlahnya terus menunjukkan peningkatan.
(yud/ash)