Ini penting, mengingat dengan semakin dekatnya diberlakukannya perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir tahun 2015, hanya mereka memiliki keunggulan kompetitif yang akan mampu bertahan dan bersaing di tingkat regional.
"Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua bagaimana mendorong UKM-UKM yang ada di Indonesia mampu naik kelas sehingga mampu bersaing secara kompetitif,β ujar Achmad Zaky, Founder dan CEO Bukalapak dalam email yang diterima detikINET, Selasa (7/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa lebih dari 99%
Β perusahaan di Indonesia adalah UKM dengan pertumbuhan cukup signifikan, sebesar 2,41% menjadi lebih dari 55,87 juta UKM pada 2011-2012.
UKM juga memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Indonesia, sebesar 59% dan kontribusi terhadap lapangan pekerjaan sebesar 97%. Di sisi lain, UKM juga telah banyak membantu kelompok masyarakat termasuk perempuan, minoritas, dan kelompok yang kurang beruntung lainnya.
Meski demikian, Zaky melihat ada beberapa hal yang harus dilakukan para pelaku UKM untuk berbenah agar bisa naik kelas. Mungkin tidak seperti korporasi besar, tapi berada di level menengah dengan jumlah karyawan cukup dan omzetnya miliaran rupiah sehingga pendapatannya mencapai ratusan juta rupiah.
"Dda lima hal agar UKM bisa terus berkembang, yaitu dream atau passion, focus, target & goal, dream team dan competitive advantage," kata dia.
Maksud dari dream (mimpi) dan passion (hasrat) adalah kedua hal ini yang bisa membuat performance bisnis tetap tumbuh secara konsisten (steady grow) sekaligus menyelamatkan bisnis ketika kondisi bisnis naik-turun tak menentu.
Zaky telah membuktikannya ketika membangun Bukalapak dari bisnis di sebuah garasi, kemudian berkembang hingga sebesar seperti sekarang ini. Dream dan passion ini pula yang membuat bisnis Bukalapak tumbuh secara eksponensial, hingga terakhir mendapatkan investasi ratusan miliar rupiah dari Grup Emtek.
"Bahkan, beberapa top seller di Bukalapak juga tumbuh secara eksponensial karena mereka memiliki dream dan passion,β ujarnya.
Β
Selain dream dan passion, lanjut Zaky, pelaku UKM juga harus fokus. βBanyak UKM-UKM di Indoneia, bisnisnya tetap kecil karena mereka tidak fokus. Ini menjadi penyakit yang banyak menghinggapi UKM-UKM di Tanah Air,β ujarnya.
Alumni Teknik Informatika ITB ini menekankan bahwa fokus sangatlah penting. Zaky merasakan kegagalan saat membangun bisnis karena dirinya tidak fokus.
βBegitu saya memutuskan fokus pada satu bidang saja, yakni Bukalapak, semuanya menjadi lebih baik dan jauh lebih kompetitif. Ini harusnya juga menjadi pakem bagi UKM-UKM yang ada di Indonesia,β ujarnya.
Dalam perkembangannya, terutama untuk mendorong agar bisnis terus tumbuh, kata Zaky, para pelaku UKM harus menetapkan target atau goal, baik itu bulanan, semesteran maupun tahunan. Hal ini telah dia lakukan ketika Bukalapak memperoleh suntikan dana segar dari investor Gree Venture Jepang.
Investor Jepang ini sangat detil. Dia mulai menetapkan target dan goal untuk bisnis Bukalapak serta menerapkan tracking KPI melalui tim khusus Data Sight untuk melacak semua perkembangan bisnis Bukalapak dari hari ke hari.
βHasilnya sangat positif. Bisnis Bukalapak menjadi lebih tajam dan kompetitif,β ujarnya.
Zaky memberi catatan khusus bahwa untuk memperkuat goal dan target yang telah ditetapkan ini, harus didukung dengan upaya mengubah paradigma dan melakukan benchmarking.
Β βBenchmark Bukalapak saat ini adalah Alibaba, Amazon dan online dunia lainnya. Saya track angka-angka penjualannya, cara mereka jualan, hingga teknologi yang dipakai. Ini semata-mata agar kami bisa mengikuti dan mengimbanginya,β ungkapnya.
Yang tak kalah penting, kata Zaky para pelaku UKM juga harus memiliki dream team untuk membesarkan bisnisnya.
βOrang-orang yang masuk dalam dream team ini harus memiliki karakter, kompetensi dan keterikatan yang mendalam untuk memperkuat tim. Jika tidak ada itu, maka lupakan adanya dream team,β ujarnya.
Bukalapak saat ini, kata Zaky telah memiliki dream team yang dibangun secara konsisten sejak awal. Dari dua orang, lalu bertambah jadi enam orang, bertambah 10 orang yang kini mencapai 90 orang karyawan.
βDampaknya lainnya, dari nol pengunjung, kini sudah hampir 1 juta pengunjung ke Bukalapak setiap harinya. Ini merupakan buah dari kerjasama tim,β tegasnya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa para pendiri suatu saat tidak boleh lagi berada di posisi sebagai pasukan. Mereka harus menjadi jenderal yang memikirkan terus-menerus bagaimana bisnis ini bisa tumbuh, tumbuh dan tumbuh.
Jika keempat hal di atas dijalankan secara konsisten dan sungguh-sungguh, kata Zaky, bisa dipastikan bisnis tersebut telah memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage). Dengan kata lain, meski tidak ada aktivitas, bisnis tersebut bisa jalan, bisa memberi keuntungan dan tumbuh.
βKeunggulan ini juga membuat brand image semakin kuat, skala bisnis menjadi besar dengan market semakin spesifik, customer service semakin baik dan memiliki long experience. Lima hal ini merupakan kunci untuk membuat UKM-UKM naik kelas,β tandasnya.
(rou/rou)