Layanan komputasi awan atau cloud computing mulai banyak diterapkan perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Isu yang sempat membayangi seperti sekuriti tidak lagi menakutkan seperti zaman dahulu.
"Dibandingkan setahun lalu, orang-orang sekarang lebih percaya diri soal sekuriti di cloud. Lihat saja, organisasi kelas tinggi seperti CIA saja sudah memakai cloud computing sehingga orang-orang mulai yakin terhadap keamanannya," papar Bill Padfield, Regional CEO Dimension Data dalam temu media terbatas di Jakarta.
Untuk mendukung bisnisnya, Dimension Data kini memiliki beberapa public managed cloud platform (MCP) di seluruh dunia dan kawasan Asia Pasifik. Termasuk di Hong Kong, Jepang dan Australia. Di Indonesia, mereka bermitra dengan Indosat dalam penyediaan layanan cloud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solusi TI yang ditawarkan Dimension Data pun diklaim makin diminati di Tanah Air karena aman dan membuat perusahaan menghemat biaya. Pada tahun 2014 ini, perusahaan yang bernaung di bawah bendera Nippon Telegraph and Telephone (NTT) itu menargetkan pendapatan USD 100 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun di Indonesia saja.
Yudi Hamka selaku Presiden Direktur Dimension Data Indonesia menyatakan perusahaannya dalam track yang bagus untuk mencapai target tersebut. Kontribusi untuk mencapai target pendapatan berasal dari bisnis network integration, data center, ataupun security.
"Banyak institusi keuangan di Indonesia mengadopsi layanan kami," papar dia. Berbagai perusahaan bank asing yang beroperasi di Indonesia juga memakai layanan Dimension Data.
Secara revenue, Indonesia menyumbang 8% pendapatan Dimension Data untuk kawasan Asia Pasifik dan ditargetkan meningkat sampai 10% di masa mendatang. Adapun di kawasan Asia Tenggara, bisnis Dimension Data di Indonesia adalah terbesar nomor dua setelah Singapura.
Dimension Data yang kini pendapatannya di kisaran USD 6 miliar, beroperasi di bawah naungan Nippon Telegraph and Telephone (NTT), perusahaan asal Jepang. NTT adalah raksasa telekomunikasi dunia dengan lebih dari 200 ribu pekerja.
"Secara teknologi, kami boleh dibilang salah satu yang terbaik di dunia. Dengan masuknya kami sebagai bagian NTT, kami memiliki jauh lebih banyak sumber daya," papar Bill. Ia menambahkan, miliaran dollar tiap tahunnya digelontorkan NTT hanya untuk riset dan pengembangan saja.
Seiring target perusahaan yang ingin mencapai revenue sampai USD 12 miliar, berbagai strategi pun dicanangkan. Seperti melakukan aksi akuisisi untuk memperkuat bisnis sampai merekrut tenaga kerja terbaik. Khusus yang terakhir, rupanya tenaga kerja mumpuni asal Indonesia masih cukup langka.
"Kami pun bekerja sama dengan beberapa universitas di mana para mahasiswa terbaik bisa magang di Dimension Data," kata Yudi. Para mahasiswa terpilih ini pun digembleng sampai luar negeri dan jika berhasil, akan masuk menjadi karyawan Dimension Data.
(fyk/ash)