Merek Lokal Kuasai 30% Pasar Ponsel Indonesia

Jakarta - Geliat ponsel yang mengusung brand lokal kini tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, dari 8 juta ponsel yang terjual setiap tahunnya di Indonesia, 30% diantaranya adalah ponsel merek lokal.

"Ponsel merek lokal laku keras karena berhasil memenuhi kebutuhan pasar. Mudah digunakan dan harganya murah," terang General Manager Supertone, Raymond Tedjokusumo, di Fx Plaza, Jakarta, Senin (12/7/2010).

Itu sebabnya, Supertone yang telah lama memasarkan perangkat komputer dengan brand SPC, sejak tahun lalu mulai serius terjun menekuni pasar ponsel merek lokal dengan brand SPC Mobile.

"Dibanding merek-merek lokal yang sudah punya nama seperti Nexian, HT Mobile, maupun TiPhone, kami masih kecil. Baru top 20. Namun dengan inovasi baru yang kami tawarkan, kami optimistis bisa menembus top 10," kata Raymond.

Inovasi baru yang ditawarkan SPC Mobile, tak jauh-jauh dari fitur jejaring sosial yang marak disediakan ponsel-ponsel merek lainnya. "Kami tak hanya menyediakan ponsel jejaring sosial biasa, tapi kami menghadirkan konsep feature phone," lanjut Raymond.

Konsep feature phone yang akan disediakan di ponsel baru SPC seperti BOSS 2000 dan BOSS 3000, meliputi software aplikasi social phone book, jejaring sosial lewat Shozu, phone backup yang disimpan di server SPC, serta fitur push email.

"Dengan Shozu yang kami kembangkan bersama Critical Path, semua akun jejaring sosial yang dimiliki pelanggan bisa di-update hanya dengan sekali klik. Ini sesuai tren 2010 yang merupakan tahunnya social networking," pungkas Raymond.

 

Rambah Asia

Geliat bisnis pengusaha lokal tak hanya dinikmati oleh vendor ponsel, tapi juga oleh pemasar gadget, komputer, dan layanan sistem TI seperti PT Satu Solusi Intermedia Utama. Perusahaan lokal yang merintis usahanya sejak 2006 lalu itu, kini fokus mengembangkan delapan layanan.

"Satu Solusi merupakan pengembangan dari CV Perdana Putra Computer yang di dirikan tahun 2002, kini pada 2010 berganti wajah menjadi Satu Solusi," kata Direktur Satu Solusi Abbi Angkasa Perdana, di Jakarta.

Satu Solusi, menurut Abbi, kini menggarap bisnis IT Shop, integrated security and parking solution, service center, visual media, website development, software development, network solution, dan product maintenance.

Ia menuturkan, perusahaan yang dipimpinnya dirintis mulai dari berdagang komputer bekas untuk menyuplai toko-toko di Mangga Dua, Jakarta hingga kini menggarap software perparkiran dengan total 40 karyawan.

"Strategi Satu Solusi adalah menciptakan pelayanan yang terbaik dari yang terbaik se-Asia Tenggara," katanya.

Abbi menambahkan, prospek bisnis yang digeluti pihaknya masih cukup menjanjikan. Terlebih, tren dunia usaha kini amat tergantung kepada sistim TI. 

Perkembangan sistem ini pun terus melaju pesat. Banyak korporasi yang menginvestasikan dana cukup tinggi untuk menata sistim TI dengan harapan operasional perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Meski, saat ini masih tergolong kecil, pihaknya optimistis mampu melenggang di bisnis tersebut.

Dalam perdagangan TI dan gadget, lanjutnya, Satu Solusi memakai brand Juragan Gadget. Sedangkan untuk pelayanan jasa servis bulanan yang mengakomodasi ritel dan korporasi, perusahaan tersebut memakai brand ONE Care. 

Ke depan, kata Abbi, pihaknya mencoba mewujudkan Satu Solusi sebagai perusahaan TI yang terbaik dan terpercaya dalam mutu pelayanan untuk masyarakat Indonesia tahun 2015. 

"Dan, kami berupaya Satu Solusi menjadi perusahaan dengan brand terbaik se-Asia Tenggara tahun 2020," kata dia. (rou/ash)