Tak bisa dipungkiri banyak orang menggunakan media sosial (medsos) untuk sekadar eksis dan mencari hiburan. Padahal medsos menyimpan peluang begitu besar, termasuk menjanjikan keuntungan materi.
Hal tersebut diungkapkan Dicky Sukmana, Chief Creative Panenmaya. Menurutnya, dengan membuat konten sendiri maka akan membuat user untuk mengasah kreativitas sampai mendatangkan kesempatan.
Dalam menciptakan konten, pria berkepala plontos ini menyarankan untuk membuat suatu yang berbasis visual. Isinya mengenai sesuatu yang menghibur dan memberikan informasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengingatkan apapun platform yang digunakan, sebaiknya ikut atau membuat komunitas. Karena akan membantu dalam menciptakan konten.
Sementara itu, CEO Brodo Yukka Harlanda mengungkapkan jika dirinya memanfaatkan medsos untuk mengembangkan usaha, terutama dalam hal promosi. Ia bercerita pernah disodorkan biaya Rp 10 juta untuk beriklan di majalah. Namun ia tidak mendapatkan informasi deatil seberapa efektivitas dari iklan tersebut.
Berbeda saat ia menggunakan internet dan media sosial untuk beriklan. Selain jangkauannya lebih luas hingga ke tingkat global, efektivitas dari iklan yang dipasang dapat diukur melalu data.
"Saya membandingkan keduanya, respons medsos lebih tinggi. Kita bisa mendapat data lebih lengkap sehingga bisa dibuat menjadi pertimbangan pengembangan perusahaan," jelasnya saat berbicara di acara Ngopi bareng detikINET di Telkom University, Bandung, Selasa (29/9/2015).
Bicara peluang media sosial ke depan, dikatakan oleh Redaktur Pelaksana detikINET Ardhi Suryadhi, akan tetap besar. Ia pun melihat media sosial berbasis video akan menjadi tren ke depannya.
"Dulu eranya teks, lalu foto, ke depannya atau bahkan sudah dimulai sekarang adalah eranya video. Karena ditunjang jaringan telekomunikasi 4G yang menawarkan koneksi internet lebih cepat. Membuat nonton video jadi tak patah-patah," jelasnya.
Menurutnya, produk baru media sosial seperti Periscope bisa jadi menjadi rising star. Terlebih jika Anda berhasil menjadi pelopor dan mampu menarik massa yang besar di aplikasi live broadcast ini maka akan menciptakan peluang dan mendatangkan keuntungan.
"Dulu -- dan masih berlangsung sampai sekarang -- ketika punya follower banyak maka itu bisa dimonetisasi. Entah itu menjadi brand ambassador atau cuma di-endorse. Nah, siapa tahu jika ke depan dimana Anda punya chanel broadcast sendiri dengan massa banyak maka juga akan dilirik vendor," pungkas pria berkacamata ini.
(ash/fyk)