Telkomsel dengan bangga memproklamirkan diri sebagai operator pertama yang mengkomersialkan layanan 4G LTE. Padahal jauh sebelum itu, sudah ada Internux yang lebih dulu menghadirkan layanan Bolt 4G LTE. Lantas, apa bedanya dan mengapa Telkomsel masih berani mengaku-aku sebagai yang pertama?
Pertanyaan ini terlontar dari peserta yang ikut dalam diskusi santai Ngopi Bareng detikINET bersama Telkomsel dan pemilik paten 4G LTE Profesor Khoirul Anwar, di Senayan City, Jakarta. Pertanyaan bagus ini rasanya mewakili banyak pihak yang masih belum paham perbedaannya.
“Bedanya kita punya nomor yang bisa dihubungi lewat panggilan telepon maupun SMS, sedangkan mereka (Bolt milik Internux) hanya sebatas sambungan data,” jelas Hendri Mulya Sjam, Senior Vice President LTE Project Telkomsel, menjawab pertanyaan dari peserta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Bolt Internux hanya punya lisensi fixed broadband wireless access (BWA) di spektrum 2,3 GHz yang aksesnya terbatas di zona wilayah tertentu, tanpa diberi blok penomoran telepon, dan hanya boleh untuk menyalurkan koneksi data saja.
Dengan perbedaan ini, wajar saja jika Telkomsel kemudian berani mengklaim sebagai operator pertama dalam hal mobile 4G LTE.
“Memang sekarang pengguna juga bisa melakukan panggilan telepon maupun video call lewat aplikasi messaging, tapi itu hanya terbatas di jaringan yang punya koneksi data saja,” papar Hendri lebih lanjut.
Telkomsel sendiri menargetkan kecepatan akses jaringan 4G LTE miliknya bisa tembus lebih dari 100 Mbps pada tahun 2015 nanti.
Selain itu penyebaran jaringan 4G LTE Telkomsel juga akan difokuskan di area indoor seperti gedung-gedung perkantoran dan pusat-pusat perbelanjaan karena banyaknya pelanggan Telkomsel yang beraktivitas di area ini. Sedangkan untuk area outdoor fokusnya di daerah pemukiman.
(rou/rou)