Handono Warih, GM Mobile Data Service Channel Development XL, di acara Ngopi Bareng detikINET menceritakan awal mulanya BlackBerry masuk Indonesia. Disebutkannya, operator telekomunikasi saat itu sedang mencari pendorong untuk masuk ke bisnis data dan messaging.
"Waktu itu, BlackBerry masih bulky banget, dengan warna hitam putih," kenang Handono berbicara di acara diskusi, Rabu (26/10/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor kedua menurutnya adalah karena BlackBerry saat itu dipandang sebagai satu teknologi baru. "Ini dipandang sebagai teknologi yang belum masuk. Waktu itu orang mungkin bosan sama Nokia. Nah, ini ada perangkat baru yang qwerty," terangnya.
Yang terakhir, kesuksesan BlackBerry didukung oleh ekosistemnya yang sudah terbentuk. Mulai dari operator hingga konsumen pengguna. Ditambahkannya, hingga saat ini ada dua negara yang masih jadi tambang emasnya Research In Motion (RIM) sebagai pembesut BlackBerry.
"Indonesia dan Brazil masih jadi gold-nya BlackBerry. Di Indonesia, ada sekitar 6 sampai 7 juta pelanggan BlackBerry dari 200 juta pelanggan seluler. Ini masih banyak potensi," pungkasnya.
Ngopi Bareng detikINET adalah diskusi santai bulanan yang diadakan detikINET. Acara kali ini didukung oleh Anomali Coffee.
(rns/fyk)