Lembaga riset Forrester mengungkapkan perusahaan yang enggan bertransformasi dan mengutilisasi teknologi bukan hanya akan tertinggal, namun berpotensi kehilangan market share, juga terus merugi. Jika fase pertama penyebaran pandemi COVID-19 (Januari-Maret 2020) dan fase kedua social distancing (Maret-Mei 2020) sudah terlewati, maka saat ini dunia sedang memasuki fase ketiga yang diprediksi Forrester akan berlangsung hingga 2021 mendatang.
Fase ketiga disebut Forrester begitu penting, karena memaksa perusahaan untuk mengatur ulang strategi mereka. Untuk itu korporasi harus menyesuaikan dinamika kehidupan masyarakat yang sudah banyak berubah.
Perubahan yang dimaksud seperti pemberlakuan protokol kesehatan COVID-19 di berbagai bidang yang akan berdampak pada aktivitas bekerja, aktivitas bertemu, bersosialisasi, berhubungan, bergerak, juga berkumpul. Selain itu, tidak hanya berpengaruh pada industri kesehatan saja, tapi juga bidang ekonomi, pariwisata, logistik, serta pendidikan.
Di fase ketiga ketika sebagian pekerja sudah mulai beraktivitas normal, korporasi tidak lagi bisa bergantung pada solusi work from home (WFH). Namun, mereka sudah harus mengalihkan fokus pada solusi-solusi teknologi untuk tetap bisa memberi layanan terbaik kepada pelanggan selama pandemi, memitigasi risiko dan mengelola krisis, menghadapi volatilitas operasional, juga memastikan kesehatan dan keamanan tenaga kerja.
Misalnya, bagaimana solusi optimal agar karyawan bisa bekerja dengan baik di rumah maupun di kantor (hybrid) sambil tetap menjaga protokol kesehatan yang aman? Atau, bagaimana perusahaan bisa tetap terhubung dengan konsumen di berbagai kanal digital? Lembaga riset Forrester merekomendasikan 4 langkah bagi korporasi untuk memanfaatkan teknologi dalam dua tahun ke depan.
Langkah pertama, menggunakan teknologi untuk mengidentifikasi, mitigasi, serta mengelola risiko bisnis. Teknologi diharapkan bisa menyiapkan perusahaan menghadapi masalah-masalah seperti pemogokan karyawan, tuntutan hukum, terputusnya rantai pasokan, hingga human error.
![]() Foto: Lenovo |
Kedua, teknologi diharapkan bisa tetap membuat perusahaan tetap terhubung dengan konsumen baik lewat saluran fisik (offline) ataupun digital (online). Pembukaan kembali gerai offline sembari mengaplikasikan protokol keamanan seperti contactless payments memang bisa memberi nilai lebih. Tapi, masih tetap sulit untuk mengejar kerugian selama pandemi.
Selama vaksin COVID-19 belum ditemukan, konsumen akan selalu was-was untuk berbelanja offline. Untuk itu, perusahaan harus mampu menciptakan pengalaman yang sama nyamannya bagi konsumen, baik secara offline maupun online (omnichannel).
Ketiga, teknologi akan jadi solusi bekerja secara hybrid (online-offline), Forrester menyebut perusahaan tidak akan pernah kembali ke kondisi normal sebelum pandemi. Ini dikarenakan karyawan ingin bekerja lebih fleksibel (di rumah) sehingga korporasi harus memikirkan solusi agar pekerja tetap produktif terlepas di mana mereka berada.
Terakhir, Forrester juga menyebut bagaimana teknologi bisa berkontribusi terhadap perlindungan keselamatan dan kesehatan karyawan, pelanggan, serta mitra mereka. Misalnya mengembangkan protokol pengelolaan pandemi untuk melindungi para pekerja, mendesain ulang ruang kerja untuk mendukung social distancing, hingga mengenakan alat pelindung diri (APD).
Teknologi seperti apa yang bisa melakukan hal tersebut? Di sinilah solusi Lenovo mengambil peran, membawa perusahaan menavigasikan bisnis secara lebih cerdas. Perangkat dan solusi inovatif Lenovo diciptakan untuk Manajemen Bisnis di masa pandemi yang bertujuan mempermudah para pekerja berkomunikasi maupun berkolaborasi.
Sebut saja Lenovo ThinkPad Carbon Gen 7, laptop bisnis yang dirancang untuk kinerja premium karena fiturnya yang serba premium. Ini terlihat dari sentuhan serat karbon yang memangkas beratnya menjadi hanya 1,08 kg dan tebalnya cuma 14,9 mm.
Dengan dimensi super tipis dan super portable, laptop ini masih mempunyai spesifikasi yang mumpuni dengan RAM 16 GB, prosesor Intel Core i7-8665U, SSD 512GB, layar Full HD 14 inci (1920x1080), Windows 10 Pro 64 Bit, baterai 4 cell yang bertahan hingga 18,3 jam dengan Rapid Charge, serta garansi 3 tahun dan juga Premier Support.
ThinkPad Carbon Gen 7 sudah dilindungi oleh Lenovo ThinkShield, solusi keamanan menyeluruh yang bisa dikustomisasi oleh perusahaan/karyawan. Terdapat juga Lenovo ThinkPad PrivacyGuard yang melindungi privasi serta data pribadi karyawan, hingga Lenovo WiFi Security yang akan memberitahu koneksi Wi-Fi aman atau tidak dengan AI (kecerdasan buatan).
Terlebih, dalam dunia kerja hybrid seperti sekarang, departemen TI harus bekerja dua kali lipat untuk menjaga keamanan data karyawan dan mengurangi downtime yang tidak perlu, serta mencari cara untuk meningkatkan koneksi dan kolaborasi karyawan, sekaligus menyederhanakan pengelolaan perangkat jarak jauh.
![]() Foto: Lenovo |
Karena People atau manusia adalah aset terpenting dalam sebuah bisnis dan para pekerja tidak hanya ingin mendapatkan teknologi terbaru, tapi justru teknologi yang paling sesuai. Teknologi dan layanan terbaru Lenovo memudahkan tenaga kerja untuk tetap produktif, aman, dan kolaboratif, di mana pun mereka berada baik itu teknologi untuk produktivitas dan kolaborasi.
Tools yang digunakan para pekerja di rumah dan di kantor juga sama-sama terlindungi dengan teknologi security yang melindungi keamanan data para pekerja dan perusahaan. Didukung juga administrator IT secara menyeluruh baik dari problematik PC ringan, hingga Data as a Services (DaaS) yang membantu modernisasi kantor Anda secara cerdas.
Pada akhirnya remote working (kerja jarak jauh) menjadi sebuah norma baru di masa pandemi. Sementara perusahaan harus segera memulai proses transformasi digital, agar secepatnya dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya, melayani, mempertahankan, serta meraih konsumen baru dengan cepat dan tepat, sehingga mampu bersaing dan tetap relevan dengan industri 4.0.
Untuk riset dari Forrester, bisa di unduh di link berikut ini. (adv/adv)