Tak heran jika sosoknya tidak begitu disukai di Silicon Valley. Dan semakin bikin pusing karena Trump dipastikan jadi presiden. Berikut beberapa komentar pedas yang pernah diutarakan Trump dalam masa kampanyenya menuju Gedung Putih, yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Apple
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu di kesempatan lain, Trump juga mengecam Apple karena menolak membuka kunci iPhone tersangka penembakan massal San Bernadino. "Aku memakai iPhone dan Samsung. Jika Apple tidak memberi info ke otoritas soal teroris, aku hanya akan memakai Samsung sampai Apple memberikannya," tulisnya di Twitter.
"Waktunya kita harus keras dan pintar. Boikot semua produk Apple sampai waktu di mana Apple memberikan info ponselnya ke otoritas," lanjutnya.
2. Amazon
Trump sudah cukup lama berseteru dengan pendiri dan CEO Amazon, Jeff Bezos. Trump menilai Bezos sengaja membeli media berpengaruh Washington Post untuk mencapai tujuan pribadi, antara lain menghindari pajak.
"Aku dulu menghormati Jeff Bezos, tapi dia membeli Washington Post untuk memiliki pengaruh politik. Dia menginginkan pengaruh politik sehingga Amazon mendapat keuntungan dari itu. Hal itu tidak benar. Dan percayalah, jika aku menjadi presiden, mereka akan punya masalah," katanya di masa kampanye.
"Washington Post dimanfaatkan sebagai mainan oleh Jeff Bezos yang mengontrol Amazon. Amazon bisa lolos dari persoalan pajak. Dia memanfaatkan Washington Post untuk power sehingga politisi di Washington tidak memajaki Amazon seperti yang seharusnya," paparnya.
3. Google dan Facebook
Trump menilai perusahaan seperti Facebook dan Google membiarkan terlalu banyak imigran bekerja di AS dan menyingkirkan warga AS sendiri. Trump ingin mereka memberi peluang kerja lebih banyak untuk warga AS ketimbang merekrut tenaga kerja dari luar negeri.
"Senator pribadi Zuckerberg, Marco Rubio, memiliki rancangan undang-undang untuk melipatgandakan visa H-1B (visa untuk tenaga kerja terampil-red) yang akan menyingkirkan para wanita dan kaum minoritas," kata Trump.
Rubio adalah senator dari Partai Republik. Rubio dan Zuckerberg memang berteman dan kabarnya mereka ingin meningkatkan kuota visa H-1B untuk mempermudah perekrutan lebih banyak karyawan luar negeri. Visa jenis itu mempermudah perusahaan seperti Facebook, Google dan Apple memakai tenaga kerja mancanegara.
Trump mengatakan visa tersebut seharusnya hanya diberikan pada tenaga kerja luar negeri yang benar-benar terampil dengan gaji tinggi. Sedangkan posisi rendah diprioritaskan saja untuk tenaga kerja dalam negeri, utamanya kaum minoritas.
"Hal ini akan meningkatkan jumlah karyawan wanita, berkulit hitam dan hispanik di Silicon Valley yang saat ini tidak dipedulikan karena adanya program H-1B itu," papar Trump. (fyk/rou)