Ini bukan sembarang prediksi karena yang melakukan analisa adalah perusahaan konsultan kenamaan Mckinsey & Co. Dalam kalkulasinya, saat ini Indonesia berada di posisi keenam sebagai negara dengan pasar terbesar di dunia, dengan nilai pasar e-commerce USD 2 miliar.
Menariknya, perkembangan cepat bisnis e-commerce saat ini ternyata belum didukung oleh penetrasi penggunaan internet di Indonesia, yang ternyata hanya berjumlah 38% dari total penduduknya.
Untungnya saat ini pemerintah tengah merampungkan proyek Palapa Ring yang dapat meningkatkan penggunaan internet. Proyek pembangunan serat optik yang menjangkau wilayah barat, tengah dan timur Indonesia tersebut diperkirakan juga akan meningkatkan industri retail online sebesar 5% pada tahun 2020 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah melihat peningkatan tajam dalam pengunjung online sejak kami menetapkan diri di Indonesia," kata Mart Polman, Managing Director Lamudi Indonesia, Kamis (13/10/2016).
Mart juga mengatakan, dengan semakin banyaknya penduduk Indonesia yang memiliki akses internet, akan membuat pasar real estate akan bergeser sepenuhnya ke online. "Nantinya akan pencarian properti akan banyak dilakukan melalui online," ujar Mart.
Pasar e-commerce di Indonesia tumbuh berkembang dengan cepat, sehingga membuat pemain harus bisa beradaptasi dengan perubahan tren. Contohnya seperti Go-Jek, yang awalnya bermula dari layanan aplikasi untuk memanggil ojek, kini berkembang menjadi layanan untuk memesan tiket bioskop hingga urusan kecantikan.
Begitu juga dengan Lamudi Indonesia ketika pertama kali memasuki pasar, awalnya perusahaan ini tidak memiliki aplikasi. Namun sekarang Lamudi telah memiliki aplikasi khusus untuk pencari rumah dan untuk agen properti. (rou/fyk)