BlackBerry Classic: Ponsel Nostalgia (Hanya) untuk Penggemar
Hide Ads

Review Produk

BlackBerry Classic: Ponsel Nostalgia (Hanya) untuk Penggemar

- detikInet
Selasa, 07 Apr 2015 09:41 WIB
BlackBerry Classic: Ponsel Nostalgia (Hanya) untuk Penggemar
Jakarta - BlackBerry Classic belum lama ini resmi hadir di Indonesia. Berbekal desain klasik, ponsel ini membawa aroma nostalgia yang kuat terutama untuk para penggemarnya.

Hadirnya keyboard fisik qwerty dengan layout penuh, serta trackpad untuk navigasi perangkat menegaskan kesan klasik pada perangkat ini.

Untuk orang yang masih menggunakan BlackBerry, Classic tentu menjadi perangkat yang ditunggu-tunggu. Namun bagaimana dengan yang nyaman dengan ponsel pintar berbasis iOS, Android atau Windows Phone? Berikut review untuk BlackBerry Classic.

1. Desain Lawas yang Menarik

Sekilas melihat, Classic memang punya rupa yang mirip dengan BlackBerry 9900 atau Dakota hanya saja perangkat ini sedikit lebih besar. Ukuran Classic masih tergolong bersahabat dengan tangan dan mudah digenggam.

Bagian belakang perangkat yang terbuat dari plastik bertekstur juga menambah kenyamanan genggaman dan membuatnya tidak licin. Soal bobot, Classic terbilang lumayan berat, namun ini justru bukan hal yang buruk karena membuatnya terasa sangat solid.

Empat buah tombol fisik meliputi dial, menu dengan logo BB, back, dan untuk menutup panggilan ada di bagian depan perangkat, persis di bawah layar. Di tengah-tengah keempat tombol tersebut, BlackBerry juga menempatkan trackpad untuk navigasi perangkat. Sebuah sentuhan yang benar-benar klasik.



Bergeser ke bawahnya adalah deretan keyboard fisik qwerty yang memang sangat lekat dengan BlackBerry. Seakan membawa penggunanya ke masa lalu, BlackBerry Classic membuat penggunanya serasa kembali ke tahun saat BlackBerry berjaya.

Meski terlihat kuno, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa keyboard qwerty fisik yang dimiliki BlackBerry memang terasa sangat enak untuk mengetik. Mengetik cepat dan bebas typo bisa sangat mungkin dilakukan menggunakan Classic.



Sisi-sisi Classic terdapat frame berbahan metal untuk mengikat perangkat yang hadir dengan konstruksi unibodi ini. Sisi kanan perangkat terdapat tombol volume up/down dan mute. Di sisi atas ada 3,5 MM headphone jack dan di bagian bawah ada port untuk micro USB.



Classic dibekali layar seluas 3,5 inch dengan resolusi 720 x 720 yang punya rasio 1:1. Soal kualitas sebenarnya layar yang ada tergolong bagus, baik dari segi saturasi dan juga kontras.

Saat digunakan untuk membaca email, browsing, atau membuka tabel spreadsheet, layar Classic terasa sangat enak untuk dilihat. Namun, sayangnya hal tersebut tidak berlaku untuk urusan multimedia, seperti game atau video yang umumnya muncul di layar dengan rasio default 16:9.

2. Performa Software dan Hardware

Jika berharap Classic dibekali dengan hardware kelas atas, maka tingkat ekspektasi Anda harus diturunkan. BlackBerry hanya menyematkan prosesor Qualcomm Snapdragon Dual Core 1.5 GHz dan GPU Adreno 225. Keluhan pertama yang terasa dari spesifikasi tadi adalah lambatnya proses untuk membuka aplikasi.

Untuk aktivitas umum seperti browsing dan chatting, Classic masih bisa menangani dan menjalankannya dengan cukup mulus. Multitasking juga berjalan cukup lancar meskipun saat tugas sudah cukup banyak, performa Classic akan mulai melambat.

Untungnya ada RAM 2 GB yang mendukung sehingga performa perangkat ini bisa terdongkrak. Akan tetapi dalam penggunaan intensif untuk gaming misalnya, Classic tampak bekerja sangat keras sehingga perangkat akan terasa lumayan panas.

Classic berjalan pada OS BlackBerry versi 10.3.1 yang sudah dibekali toko aplikasi Amazon. Dengan adanya Amazon Appstore, variasi aplikasi yang bisa dipasang pada classic sedikit bertambah dibandingkan hanya mengandalkan BlackBerry World.

Selain itu aplikasi Android juga bisa dipasang pada Classic menggunakan APK. Dengan ini aplikasi populer seperti Path, Line, atau Instagram bisa berjalan pada ponsel BlackBerry ini.



Namun karena memang aplikasi tersebut bukan dirancang untuk BlackBerry, maka dari segi tampilan serta stabilitas tidak akan sebaik versi Android.

Di bagian baterai, ada kapasitas 2.515 mAh untuk membekali Classic. Bukan angka yang fantastis memang, tapi karena ponsel punya beban lebih dari prosesor yang sangat bertenaga atau layar resolusi tinggi, maka kapasitas yang ada sudah cukup.



Dalam penggunaan harian untuk email, browsing, dan akses media sosial, rata-rata BlackBerry Classic bisa hidup di atas 14 jam lebih.Β 

3. Kamera

Resolusi 8 MP menghuni sektor kamera pada Classic. Awalnya saya mencoba berpikir positif dan berharap hasil fotonya bisa setara iPhone 6 yang punya resolusi serupa. Namun sayangnya harapan tersebut tidak terwujud setelah melakukan percobaan foto dalam berbagai situasi.



Untuk sebuah ponsel dengan banderol harga Rp 5 jutaan, performa kameranya tidak bisa dikategorikan bagus. Saturasi warna serta kontras pada foto terlihat kurang.


Tidak itu saja, pada pengambilan foto dalam kondisi cahaya bagus sekalipun, noise tetap bermunculan. Sudah bisa ditebak bahwa dalam kondisi minim cahaya noise akan lebih banyak lagi.


Kamera depan Classic dibekali resolusi 2 MP saja. Karena resolusi yang kecil, kamera depan ini tentu bukan diperuntukkan mengambil foto selfie dengan hasil yang luar biasa. Namun bagi yang membutuhkannya untuk video call, maka apa yang disediakan pada Classic sudah cukup.

Berikut hasil jepretan kamera BlackBerry Classic:

Contoh kamera depan BlackBerry Classic:

4. Kesimpulan

BlackBerry Classic tidak lebih dari sebuah paket nostalgia untuk para penggemarnya. Dengan desain lawas plus adanya keyboard fisik qwerty, ponsel yang satu tentunya akan sangat menarik bagi mereka yang sampai saat ini masih menggunakan ponsel BlackBerry.

Spesifikasi hardware, serta performa yang ditawarkan tidak terlalu menggembirakan. Memang untuk urusan kerja seperti membaca dokumen, email, browsing, atau chatting, Classic enak untuk dipakai.



Tapi untuk urusan di luar itu, ponsel dari vendor asal Kanada ini terasa kurang nyaman. Layar dengan rasio 1:1 jelas bukan bentuk ideal untuk menonton video, bermain game, atau konsumsi konten multimedia lainnya.



Kamera 8 MP yang ada hanya bisa dikategorikan standar. Begitu juga dengan kamera depannya yang biasa-biasa saja. Dengan banderol harga Rp 5 Jutaan, apa yang dihadirkan BlackBerry lewat Classic rasanya tak terlalu bagus dan pastinya tidak menarik bagi mereka yang sudah menggunakan ponsel pintar lain yang berbasis iOS, Android, atau Windows Phone sekalipun.

Oleh karena itu tidak salah rasanya kalau ponsel ini disebut memang hanya ditujukan untuk mereka yang merupakan penggemar dari perangkat BlackBerry.

Halaman 2 dari 5
(ash/ash)