Matteo Achilli adalah pemuda usia 22 tahun asal Italia. Namanya belakangan sering dibandingkan dengan Mark Zuckerberg, sang pendiri dan CEO Facebook. Mengapa begitu?
Rupanya Matteo mendirikan sebuah startup bernama Egomnia yang dinilai punya potensi besar, bukan tidak mungkin akan meraksasa seperti Facebook di masa depan. Egomnia adalah website sumber daya manusia, yang menjembatani para perusahaan dengan lulusan universitas.
Egomnia meranking calon pencari kerja berdasarkan kecocokan mereka terhadap suatu perusahaan. Website ini boleh dibilang adalah jejaring sosial sejenis LinkedIn dengan beberapa perbedaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayangnya di Italia tidak ada ekosistem pemberi modal, jadi saya mengawali website ini sendirian," kata pria dengan wajah khas Italia ini, seperti dikutip detikINET dari BBC, Selasa (15/7/2014).
Kala itu, dia sempat menghubungi programmer profesional untuk membuat algoritma Egomnia, tapi biayanya mahal, mencapai 100 ribu euro. Ia tidak punya uang sebanyak itu dan idenya pun terancam mati.
Untungnya ia tidak menyerah. Matteo mendekati mahasiswa jurusan ilmu komputer. Mereka mau memenuhi permintaan Matteo dengan bayaran 10 kali lebih rendah. Matteo pun meminjam uang ayahnya untuk membayar mereka.
Matteo serius mengembangkan Egomnia. Bocconi University, tempat Matteo kuliah di jurusan bisnis, adalah salah satu kampus paling bergengsi di Eropa. Tahun pertama kuliah, perusahaan Egomnia didukung dan turut dipromosikan oleh kampusnya itu.
Egomnia pun diluncurkan. Pada awal berdirinya, peminat sudah lumayan banyak. Tercatat ada 1.000 mahasiswa dan 20 perusahaan bergabung.
Egomnia Mulai Populer
Tapi terobosan besar baru terjadi ketika Matteo menjadi cover majalah berpengaruh di Italia, Panorama. Di majalah inilah, Matteo dijuluki sebagai Mark Zuckerberg asal Italia.
Kedua sosok ini memang bisa dibandingkan. Terutama karena mereka sama-sama membangun perusahaan teknologi potensial dalam usia masih sangat muda.
Matteo menjadi cover majalah Panorama bertepatan ketika Facebook melantai perdana di bursa saham New York Stock Exchange. Maka, Matteo pun menjadi tenar, karena banyak pihak ingin tahu tentangnya.
Berkat publikasi itu, Egomnia pun mulai menuai popularitas. Kini, website ini sudah memiliki 250 ribu anggota dan 700 perusahaan menggunakan layanannya.
Matteo awalnya mengira usia mudanya akan menjadi penghalang dalam mengembangkan bisnis ini. Tapi sekarang ia yakin, justru anak-anak muda yang berpotensi berhasil di industri teknologi.
"Saat ini kami sedang menulis sejarah internet. Pakar yang sebenarnya adalah anak-anak muda, orang-orang yang rambutnya belum memutih," kata dia.
"Adalah sebuah inovasi nyata bahwa anak muda berusia 22 tahun melakukan hal seperti ini. Pada awalnya, saya mengira umur muda saya tidak bagus, sekarang saya memahami masa muda adalah kesuksesan saya," tambah Matteo yang penampilannya parlente ini.
Matteo kini mengincar pasar global setelah cukup sukses di Italia. Beberapa bulan ke depan, dia akan membuka kantor perdananya di mancanegara, yang berlokasi di Sao Paulo, Brasil.
Matteo juga berencana membuat versi Egomnia berbahasa Inggris dan Portugis. Dan sebagai monetisasi, akan diluncurkan layanan premium yang berbayar.
Anak muda ini sedang menuai ketenaran di Italia, bahkan ada studio film setempat yang ingin membuat film tentangnya. Tapi Matteo menolak.
Untuk saat ini, dia masih ingin fokus menyelesaikan kuliahnya. Mungkin meskipun disamakan dengan Mark Zuckerberg, ia tak mau mengikuti jejak Mark drop out kuliah demi mengembangkan Facebook. (fyk/ash)











































