'Masih Banyak Pengguna Internet Mubadzir Bandwith'
Hide Ads

Ngabubur-IT

'Masih Banyak Pengguna Internet Mubadzir Bandwith'

- detikInet
Sabtu, 12 Jul 2014 15:50 WIB
Suasana acara (Internet Sehat)
Jakarta -

Setelah Kendari dan Ternate, Ngabubur-IT Internet Sehat 2014 belanjut di Banyumas pada 11 Juli 2014. Bekerja sama dengan Komunitas Blogger Banyumas dan Relawan TIK Banyumas, acara diskusi santai menunggu berbuka puasa ini digelar di aula STMIK AMIKOM Purwokerto.

Ngabubur-IT dibuka oleh Pradna dari Desa.Id dengan sesi diskusi bertajuk 'Bagaimana Internet Mendukung Produk Lokal' yang dimoderatori oleh Frenavit dari Internet Sehat dan Soepriyanto dari RTIK Banyumas.

Diskusi pun berlanjut ke pembahasan mengenai kebiasaan berinternet para pengguna di Indonesia. Berdasarkan hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dan BPS (Badan Pusat Statistik), sekitar 77% pengguna internet kita mencari informasi barang dan jasa di internet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini menunjukkan transaksi online makin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan masyarakat dalam mengakses internet," demikian dikatakan Taufik M.H memaparkan survei APJII, saat berbincang di acara Ngabubur-IT Internet Sehat di Banyumas.

Di sisi lain, ditemukan pula perilaku mubadzir bandwidth. Misalnya terkoneksi ke internet hanya untuk menonton video, download e-book, software, dan chatting.

"Perilaku seperti itu semestinya dimanfaatkan untuk hal produktif. Salah satunya, memasarkan produk daerah dalam persaingan global," ujar M Yamin dari Nawala.

Dia lantas berbagi cerita mengenai 'Create Your Own Box', sebagai salah satu cara meningkatkan pemasaran produk lokal. Konsep 'Create Your Own Box' sendiri sudah dikembangkannya sejak merintis Nawala.

"Konsep ini menyaratkan perubahan mindset dan mental para pelaku usaha, seperti tidak mengekor keberhasilan orang lain dalam memasarkan produknya," ujarnya.

Dikatakannya, perlu pemikiran mendalam dalam menamakan, mengemas, bahkan memodifikasi produk desa. Dia memberikan contoh pepaya. Petani harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa pepayanya lebih berkualitas dibandingkan dengan pepaya import.

"Jika tahap itu sudah dilewati, pemasaran melalui internet adalah hal yang lebih mudah dilakukan," yakinnya.

Contoh pemanfaatan internet di desa sendiri, dapat dilihat pada desa Melung. Salah satu desa di Banyumas ini masuk dalam program Gerakan Desa Membangun.

Desa Melung menyediakan akses internet untuk memberikan hak warganya dalam mengakses maupun mengelola informasi perdesaan. Desa ini bahkan memiliki situs resmi melung.desa.id yang berisi kabar dan potensi desa.

(rns/rns)