Di China, Pecandu Internet Digembleng di Kamp Militer
Hide Ads

Di China, Pecandu Internet Digembleng di Kamp Militer

- detikInet
Rabu, 02 Jul 2014 14:58 WIB
Ilustrasi (Ist.)
China - Para orangtua di China khawatir bukan main. Pasalnya, anak-anak remaja mereka sedang mengalami kecanduan internet parah. Sejumlah cara pun dilakukan untuk menyembuhkannya, termasuk mengirimkan ke kamp militer.

Kamp ala militer ini memang dirancang untuk 'menyapih' para remaja dari kecanduan internet. Metodenya memang keras, menanamkan displin ala militer agar anak bisa terbebas dari jerat dunia maya sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di dunia nyata.

Setidaknya ada 250 kamp militer khusus untuk menghilangkan kecanduan internet di kalangan remaja di China ini. Sistem militernya pun ditanganin langsung oleh mantan tentara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak alasan mengapa para remaja ini sampai kecanduan internet. Salah satu di antaranya karena desakan orangtua untuk mendapatkan nilai tertinggi di sekolah.

"Orangtua ingin saya belajar di rumah sepanjang hari. Maka ketika saya mendapatkan nilai jelek di sekolah, bermain game online dan mendapatkan nilai bagus dapat melupakan nilai pelajaran," kata remaja bernama Wang, yang detikINET kutip dari Reuters, Rabu (2/7/2014).

Wang adalah salah satu kisah bagaimana dia berjuang melepaskan kecanduannya terhadap internet dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.

Menurut data di pusat rehabilitasi Beijing, saat ini 70% dari 110 remaja yang dirawat di tempat itu menderita masalah yang disebabkan oleh terlalu sering menggunakan internet, sebagian besar game online.

Guru dan instruktur militer yang mengambil remaja bermasalah, atas permintaan orang tua mereka, bertujuan untuk menggunakan instruksi militer untuk menanamkan kebiasaan disiplin.

"Anak-anak yang kecanduan internet berada dalam kondisi fisik yang sangat buruk," kata Xing, seorang pejabat setempat.

"Obsesi mereka dengan internet telah merugikan kesehatan dan mereka akhirnya kehilangan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan normal," tandasnya.

(tyo/ash)
Berita Terkait