Deputi CEO Produk & Strategi Smartfren Richard Tan, mengatakan salah satu tantangan perusahaan saat ini menyediakan kapasitas layanan yang memenuhi demand pelanggan Smartfren.
Menurutnya, Smartfren saat ini melihat spektrum untuk layanan broadband sangat terbatas jumlahnya sehingga perusahaan harus menggunakan langkah lain untuk memberikan layanan data yang memadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Richard juga memaparkan perusahaannya mendapatkan dukungan chipset dari Qualcomm untuk layanan broadband bagi CDMA. Melalui sistem ini, perusahaan mengharapkan banyak orang mau mencoba layanan CDMA.
"Jika kami menjaga momentum pertumbuhan bisnis melalui pertumbuhan pengguna, ARPU (pendapatan per pelanggan) bisa naik dan jumlah churn ratio bisa ditekan. Untuk itu, pada tahun ini Smartfren fokus pada penambahan pelanggan data," kata Richard dalam acara Indonesia CDMA Broadband di Hotel Shangrila, Jakarta.
Ia juga memaparkan, layanan EVDO Rev A yang diselenggarakannya telah berjalan 3,5 tahun dan telah terjual 3 juta perangkat dari modem dongle dan smartphone. Smartfren juga telah memperkenalkan layanan EVDO Rev B pada pertengahan tahun lalu. Saat ini perusahaan memiliki 4.500 BTS berteknologi EVDO.
Saat ini Smartfren telah menggunakan belanja modal sebesar USD 200 juta dari alokasi USD 450 juta untuk membangun infrastruktur jaringan dan kapasitas dengan teknologi EVDO Rev B Phase 2.
(rou/rns)