Biaya interkoneksi SMS nantinya mengikuti hasil perhitungan biaya interkoneksi tahun 2010, yaitu sebesar Rp 23 per SMS. Untuk menjalankan SMS berbasis biaya ini nantinya settlement billing akan dilakukan oleh Asosiasi Kliring Interkoneksi Telekomunikasi (Askitel).
"Askitel sudah siap memfasilitasi proses settlement interkoneksi berbasis biaya," kata Sekjen Askitel Rakhmat Junaidi saat dihubungi detikINET, Rabu (30/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pola SKA, keuntungan diambil semuanya oleh operator pengirim SMS. Sedangkan jika berbasis interkoneksi, bisa terjadi revenue sharing antara operator pengirim dan operator penerima.
Sebagai konsekuensi dari penerapan SMS cost based ini adalah operator harus memodifikasi storage, server, system billing, pengalokasikan dana untuk belanja modal, dan sistem interkoneksinya masing-masing.
Operator diperkirakan mengeluarkan investasi sekitar USD 2,5 juta untuk realisasi SMS berbasis biaya ini. Sementara Askitel mengeluarkan investasi sekitar Rp 1,2 miliar untuk penyesuaian aplikasi settlement dan volume compare.
Askitel belum lama ini telah melakukan simulasi penagihan SMS berbasis biaya, dimana transaksi layanan SMS dengan mesin kemudian disinkronisasikan. Simulasi dengan Sistem Otomatisasi Kliring Interkoneksi (SOKI) ini dinilai berhasil. Selanjutnya diuji coba dengan mengirim file SMS dari satu operator ke operator lainnya.
"Tidak ada permasalahan. Askitel dan semua operator siap menjalankan SMS berbasis biaya terhitung mulai 1 Juni nanti," pungkas Rakhmat.
(rou/ash)