Isu ini pun menjadi salah satu topik pembahasan sejumlah pakar keamanan internet dalam forum Infosecurity Europe 2012 di London, Inggris, dan mengusung tema 'The Internet as a Military-Free Zone: a Dream or an Opportunity?' atau Internet sebagai Zona Bebas-Militer: Impian atau Kesempatan?.
Salah satu pembicara yang tampil adalah Eugene Kaspersky, pendiri dan CEO Kaspersky Lab. Dalam pidatonya, Eugene -- yang memiliki pengaruh mendunia dalam cyber warfare dan cyber terrorism -- menjelaskan dampak dari program malware yang dibiayai negara seperti Stuxnet dan Duqu, serta apa yang bisa kita harapkan di masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini saya berbicara mengenai peningkatan militerisasi internet yang semakin mencemaskan. Maksudnya adalah tindakan militer konvensional secara cepat berpindah ke dalam dunia online -- yang bisa memicu perang cyber besar-besaran jika kita tidak menerapkan 'kontrol senjata' yang tepat, seperti yang terjadi dengan senjata nuklir," ia melanjutkan.
Intinya, Eugene mengatakan bahwa ia mendukung dan mendorong kemajuan internet sebagai zona bebas militer. Sebab ia khawatir akan muncul perang cyber dari pemanfaatan yang tidak terkontrol.
Pada forum tersebut, Eugene juga didampingi oleh pakar virtualisasi Peter Beardmore, yang datang langsung dari Amerika untuk berbicara mengenai produk terbaru Kaspersky Lab, Kaspersky Security for Virtualization.
Ikut hadir pula David Jacoby, peneliti keamanan senior Kaspersky Lab dan anggota 'GReAT' atau Global Research & Analysis Team, yang datang langsung dari Swiss. Peneliti keamanan senior dan anggota GreAT lainnya, David Emm, juga hadir membahas ancaman TI dan pencurian identitas.
(ash/ash)