Cikal bakal aplikasi Instagram bernama Burbn, yang dibuat oleh perusahaan dengan nama yang sama. Perusahaan ini digawangi dua pemuda pintar, Kevin Systrom dan Mike Krieger.
Nama Instagram sendiri terdiri dari kata 'Insta' yang berarti Instan, dan 'gram yang berasal dari kata 'telegram'. Dengan kata lain Instagram ingin menjadi aplikasi instan pengambil foto kemudian bisa cepat disebarluaskan seperti telegram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan cepat Instagram memikat banyak pengguna, khususnya bagi mereka yang mencintai fotografi. Sebab aplikasi ini memungkinkan pemakainya untuk mengambil foto, menerapkan filter digital, kemudian membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan milik Instagram sendiri.
Nah, inilah keunikan Instagram. Selain sebagai pengolah gambar digital, aplikasi ini juga berfungsi sebagai wadah para pecinta fotografi. Di dalamnya tiap-tiap anggota bisa saling berinteraksi dan berbagi. Hingga saat ini tercatat ada sekitar 30 juta pengguna aktif Instagram.
Business is Business
Namun tetap saja, meski berlandaskan membangun sebuah komunitas, Instagram harus bisa menghasilkan uang agar bisa terus beroperasi. Awalnya, para pemilik aplikasi ini ingin menciptakan 'lapak iklan' di aplikasi tersebut. Namun entah mengapa sampai detik ini rencana tersebut belum terwujud.
9 April 2012 waktu Amerika Serikat, Instagram akhirnya resmi dicaplok Facebook senilai USD 1 miliar. Systrom, pemuda yang memiliki 40% nilai Instragram pun diprediksi mendapat 'jatah' sekitar USD 400 juta.
Sementara Krieger selaku co-founder mendapat bagian sebanyak 10% nilai Instragram yakni USD 100 juta. Beberapa investor di belakangnya pun mendapat bagian sekitar 28%, sedangkan 13 orang karyawannya kecipratan dana sebesar USD 100 juta.
Entah apa rencana Facebook di balik pencaplokan Instagram, namun yang jelas raksasa jejaring sosial itu ingin mendapatkan hasil lebih besar dari pembelian tersebut.
(eno/ash)