Indonesia Peringkat Ketiga Penghasil Email Sampah
Hide Ads

Indonesia Peringkat Ketiga Penghasil Email Sampah

- detikInet
Jumat, 09 Mar 2012 17:32 WIB
Jakarta - Peredaran spam seakan tak ada habisnya. Indonesia pun ternyata memiliki kontribusi cukup besar sebagai penghasil email sampah di dunia dengan menempati peringkat ketiga.

Menurut laporan yang dikeluarkan perusahaan keamanan Kaspersky Lab, India menjadi negara yang menduduki peringkat pertama sebagai penghasil utama spam. Sementara di posisi runner up ada Brasil, baru disusul Indonesia. Sayang tidak disebutkan berapa besar spam yang digelontorkan dari masing-masing negara ini.

Namun yang pasti, untuk Indonesia sendiri, posisi ketiga yang didapatnya merupakan kenaikan dari sebelumnya yang bercokol di peringkat ke-16 dalam daftar tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tekanan dari komunitas TI dunia dan penegakan hukum di berbagai negara menunjukkan hasil yang baik dalam menekan jumlah spam. Namun secara keseluruhan, korespondensi yang tidak diinginkan menjadi lebih berbahaya dan kami perkirakan serangan terhadap kelompok pengguna tertentu akan semakin meluas," ujar Darya Gudkova, Kepala Analisa Konten dan Penelitian Kaspersky Lab.

"Seperti terlihat di negara-negara berkembang, koneksi internet yang bagus ditambah rendahnya pengetahuan komputer dan ketiadaan peraturan anti spam sangat menarik bagi pemilik bot. Itulah sebabnya ancaman seperti ini membutuhkan respons yang komprehensif dengan memberi perhatian khusus pada pendidikan mengenai keamanan TI," imbuhnya, dalam keterangan tertulis.

Report Spam Evolution 2011 Kaspersky Lab menyebutkan bahwa jumlah spam semakin lama menurun, namun secara ancaman lebih berbahaya.

Perang terhadap botnet, yang dilakukan sejak 2010, mulai terasa efeknya. Setelah mengalami peningkatan tajam pada tahun 2009 sebesar 85,2%, porsi junk mail turun menjadi 80,26% dari keseluruhan pengiriman email di tahun 2011.

Salah satu tren yang paling menonjol di tahun lalu adalah kemunculan spear phising, yaitu spam dengan target terpilih, dimana para penipu memfokuskan pada kelompok pengguna yang sudah dipilih sebelumnya.

Tujuan utama spear phising adalah mencuri detil login pengguna dan mendapatkan akses atas layanan online, perbankan online, atau mencuri informasi rahasia. Pesan yang digunakan dalam phising jenis ini lebih halus dibanding dengan metode tradisional, dimana pesannya berbeda-beda untuk tiap penerima.

Sedikitnya pesan yang dikirim dengan cara spear phising menyulitkan software keamanan untuk menghadapi ancaman jenis ini.

Di tahun 2011, persentase spam dengan lampiran berbahaya meningkat lebih dari 1,5 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan mencapai 3,8% dari seluruh pengiriman surat.

Penyebar spam di balik spam jenis ini rajin menggunakan rekayasa sosial. Spam mereka bisa saja menyerupai pemberitahuan resmi dari badan pemerintah atau layanan online, menarik pengguna melalui penawaran khusus atau bisa juga mengintimidasi pengguna dengan cara mengancam akan menutup akses beberapa akun online.

Seringkali, spammer mengeksploitasi rasa penasaran pengguna atau berspekulasi pada kurangnya perhatian pengguna dengan memberikan file berbahaya yang disamarkan menjadi tiket elektronik, instruksi penyelamatan password email, dan lain-lain.

Seperti biasanya, para spammer mengeksploitasi topik-topik yang sedang hangat diberitakan untuk menarik pengguna internet agar memperhatikan email massal mereka. Gempa di Jepang serta kematian pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan Kim Jong-il dari Korea Utara menjadi topik dalam spam yang juga dikenal sebagai Nigerian scam di 2011.
(ash/rns)

Berita Terkait