Hal tersebut diungkap langsung oleh Country Manager Intel Indonesia Harry Nugraha, saat peluncuran prosesor terbaru mereka di Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Dia mengatakan, Intel saat ini memang tidak lagi menyediakan prosesor untuk smartphone dan tablet. Tidak dijelaskan apa yang menjadi alasannya. Namun vendor yang bermarkas di California, Amerika Serikat itu memastikan saat ini mereka lebih memilih mengembangkan teknologi 5G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bos Intel Indonesia masih belum mau mengungkapkan apa saja yang telah mereka kerjakan dalam pengembangan teknologi 5G sejauh ini. Harry hanya mengklaim, pihaknya sangat aktif dalam proses pengembangannya.
"Sangat aktif, baik dalam bentuk jaringan maupun perangkat," pungkas Harry.
Seperti diketahui, pada Mei tahun lalu analis bernama Patrick Moorhead merilis laporan soal strategi anyar Intel. Mereka akan melakukan perubahan besar-besaran dalam rencana system on a chip (SoC) Intel. Salah satu yang dilakukan adalah menyetop pengembangan produk berkode Broxton dan SoFIA, yang secara praktis artinya Intel meninggalkan pasar smartphone dan tablet.
Laporan Moorhead itu kemudian mendapat konfirmasi dari Intel. Keputusan Intel ini disebut sebagai perubahan terbesar dalam strategi mobile Intel sejak mereka membentuknya satu dekade lalu.
"Kami bisa mengkonfirmasi kalau perubahan ini mencakup penghentian platform Broxton juga SoFIA 3GX, SoFIA LTE dan SoFIA LTE2 yang membuat kami bisa mengalihkan sumber daya ke produk yang bisa memberikan pemasukan lebih besar dan mendukung strategi kami," tulis Intel dalam pernyataan resminya kala itu.
"Intel mengakselerasi transformasinya dari perusahaan PC menjadi sesuatu yang bisa memberi tenaga untuk cloud dan miliaran perangkat komputer pintar yang saling terhubung. Kami akan meningkatkan investasi kami untuk memberi tenaga ke pertumbuhan data center, IoT, memori dan bisnis FPGA, dan untuk meningkatkan bisnis PC dan mobile agar lebih menguntungkan," lanjut perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Langkah ini adalah lanjutan dari aksi Intel sebelumnya yang mengkonfirmasi akan melakukan aksi PHK besar-besaran. Sebanyak 12 ribu karyawan raksasa chip tersebut akan diberhentikan. (rns/rns)