Dengan akuisisi Comptel tersebut, Nokia berharap bisa mengoptimasi kinerja jaringan seluler menggunakan software. Hal ini mereka lakukan karena kebanyakan operator seluler sudah bergantung pada software untuk membuat jaringan mereka semakin pintar.
Nokia, bersama sejumlah perusahaan telekomunikasi lain seperti Ericsson dan Huawei akhir-akhir-akhir ini tengah berjuang keras untuk mengoptimalkan perangkat jaringan 4G-nya, karena permintaan yang semakin tinggi, dan hampir mencapai batas maksimalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Comptel sendiri pada 2016 mendapat pemasukan sebesar 100 juta euro dari penjualan software semacam itu, yang bisa membuat operator seluler mengatur jaringan dan layanannya, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (13/2/2017).
"Rencana akuisisi ini adalah bagian dari strategi Nokia untuk menciptakan bisnis software standalone dengan mengekspansi dan memperkuat portfolio softwarenya," tulis Nokia dalam pernyataannya.
Namun ada analis yang menganggap rencana akuisisi Nokia itu malah akan berbahaya pada bisnisnya sendiri. Pasalnya Comptel baru-baru ini meluncurkan sebuah produk virtualisasi yang membuat sejumlah perangkat jaringan menjadi terlihat kuno.
"(Comptel) bisa membuat memperlemah penjualan perangkat jaringan Nokia. Hal ini nantinya akan menjadi bisnis software. Seperti terjadi di banyak bisnis, nilai tambahan akan dibuat melalui software, bukan hardware, " ujar Mika Metsala, seorang analis di FIM brokerage. (asj/fyk)