Disuntik Grup Djarum, Penyedia Jasa Internet Ini Targetkan 500 Ribu Jaringan ke Rumah

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 30 Jan 2025 18:46 WIB
Foto: Ilustrasi http/www. Ilustrasi internet. Ilustrasi pencarian internet. (Freepik)
Jakarta -

Remala Abadi, penyedia jasa internet (ISP) yang baru saja diakuisisi oleh Grup Djarum, mulai menatap optimis di 2025. Perusahaan dengan kode emiten Data ini

Direktur Utama Remala Abadi, Agus Setiono, mengatakan di 2025, perusahaan akan terus agresif dalam melakukan penggelaran jaringan, baik itu untuk segment korporasi melalui brand Tachyon dan segment residensial (FTTH) dengan Nethome. Ditargetkan di 2025, lanjut Agus, akan memiliki tambahan 500 ribu jaringan internet home connect.

"Hingga September 2024, jumlah home-connect Remala mencapai 162.390. Di tahun 2025 ini dan setelah Djarum melalui iForte masuk sebagai investor strategis di Remala, management semakin optimis untuk terus agresif dalam mengembangkan jaringan baik di segment korporasi maupun residensial. Remala dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan jaringan backbone yang selama ini sudah dimiliki oleh anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR)," tutur Agus dikutip dari siaran persnya.

Agar ekspansi perseroan semakin cepat, kata Agus, management akan mengeksekusi sejumlah strategi bisnis di tahun 2025. Salah satu yang menjadi fokus adalah pengoptimalan infrastruktur telekomunikasi yang selama ini sudah dimiliki perseroan. Salah satu opsi yang dinilai perseroan akan diminati masyarakat adalah skema kerjasama operasi (KSO).

Dengan skema KSO ini nantinya akan yang melibatkan peran aktif masyarakat dalam menyediakan layanan broadband di Indonesia. Management optimis skema KSO ini selain mempercepat penetrasi jaringan broadband Data, juga dapat mendorong semangat kewirausahaan masyarakat Indonesia.

"Dalam era digital yang penuh dengan perubahan cepat dan kemajuan teknologi, kewirausahaan semakin menjadi pilihan menarik bagi masyarakat. Dalam konteks membangkitkan semangat kewirausahaan bagi generasi muda, pentingnya inovasi menjadi semakin penting," ucapnya.

"Konsep KSO ini merupakan salahsatu inovasi yang dilakukan perseroan untuk mempercepat penyediaan layanan broadband dan menumbuhkan semangat kewirausahaan," sambung Agus.

Dengan dukungan iForte sebagai investor strategis di Data dan konsep KSO dalam penggelaran jaringan, Agus optimis kinerja keuangan perseroan di tahun 2025 akan semakin meningkat.

Tahun 2025 ini perseroan membuat anggaran untuk Capex antara Rp 250 miliar hingga Rp 500 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan jaringan di Jabodetabek, Jawa, Bali, pemeliharaan jaringan yang sudah ada dan pengembangan bisnis lainnya yang direncanakan perseroan untuk tahun 2025.

"Sumber dana untuk Capex masih kita bahas di internal perseroan. Kami akan menginformasikan dalam keterbukaan informasi jika nanti kami sudah memutuskannya. Dengan Capex yang direncanakan tersebut management optimis kinerja perseroan akan lebih baik dari tahun 2024,"pungkas Agus.



Simak Video "Video: Mayoritas Gen Z di Inggris Pilih Hidup Tanpa Internet"

(agt/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork