Aksi korporasi pemain telekomunikasi Indonesia menjadi hangat perbincangan, usai Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (H3I/Tri) sepakat untuk melakukan merger. Penggabungan dua entitas ini diklaim terbesar di Asia.
Pemegang saham kedua perusahaan, Ooredoo dan dan CK Hutchison Holdings Limited mengumumkan menggabungkan anak perusahaan mereka di Indonesia, yang mana merger Indosat dan Tri transaksinya mencapai USD 6 miliar atau setara dengan Rp 85 triliun.
Bagaimana perjalanan penjajakan sampai kedua belah pihak hingga menyatakan untuk melakukan merger?
Baca juga: Sah! Indosat dan Tri Resmi Merger |
Awal Pendekatan
Semula pendekatan itu bermula pada Desember 2020, Ooredoo dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) secara eksklusif untuk potensi menggabungkan bisnis telekomunikasi antara Indosat dan Tri.
Saat itu, Ooredoo menggenggam sekitar 65% saham Indosat. Sementara, di Indonesia Hutchison memiliki Tri yang dikelola PT Hutchison 3 Indonesia. Kesepakatan ini akan melibatkan penawaran tunai dan saham.
Rencananya periode ekskulsivitas MoU ini berlaku hingga 30 April 2021. Namun nyatanya, sampai tertunda kali sampai resmi 'kawin' per Kamis (16/9).
Sepakat Merger dan Lahir Indosat Ooredoo Hutchison
Usai menyatakan kesepakatan merger Indosat dan Tri, lahir nama baru bernama Indosat Ooredoo Hutchison. Namun nama tersebut belum dipakai sampai proses berakhir sampai akhir tahun 2021.
"Indosat Ooredoo Hutchison akan berada pada posisi yang dapat mempercepat laju pembangunan dan perkembangan jaringan untuk mendukung agenda digital pemerintah Indonesia, serta memberikan manfaat bagi para pelanggan dan masyarakat Indonesia pada umumnya," kata Canning Fok, Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings.
(agt/jsn)