Sepanjang tahun 2021, Google membawa banyak kebijakan baru untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna Android. Salah satunya dengan menghapus jutaan aplikasi yang melanggar privasi dari Play Store.
Menurut Steve Kafka dan Khawaja Shams dan tim Android Security and Privacy, Google tahun lalu mengenalkan beberapa fitur yang fokus pada privasi, meningkatkan perlindungan terhadap aplikasi dan developer berbahaya, serta meningkatkan keamanan data SDK.
Google juga terus meningkatkan kemampuan sistem machine learning dan proses review di Play Store, yang berhasil membantu mereka menendang 1,2 juta aplikasi yang melanggar privasi. Upaya Google memberantas developer penipu dan berbahaya juga berujung pada diblokirnya 190.000 akun.
Untuk melindungi data pengguna, Google meluncurkan kebijakan baru yang membatasi akses terhadap data pengguna dan API sensitif untuk 98% aplikasi yang bermigrasi ke Android 11 atau lebih tinggi.
Google juga melarang penggunaan API aksesibilitas di aplikasi yang berpindah ke Android 12, yang efek sampingnya membuat Google memblokir aplikasi perekam panggilan telepon buatan pihak ketiga, seperti dikutip dari XDA Developers, Kamis (28/4/2022).
Tahun lalu, Google juga mengenalkan fitur Data Safety di Play Store yang memudahkan developer menjabarkan data apa saja yang diakses dan dikumpulkan oleh aplikasi. Saat ini fitur tersebut mulai digulirkan ke pengguna Android secara bertahap.
Baca juga: Cuan Induk Google Merosot Rp 14,4 Triliun |
Postingan blog Google juga menjelaskan perubahan pada Advertising ID yang melarang pengumpulan Advertising ID dan pengenal perangkat lainnya dari semua pengguna di aplikasi yang dirancang untuk anak-anak. Raksasa mesin pencari ini juga mengenalkan opsi bagi pengguna untuk menghapus Advertising ID mereka.
Untuk pengguna ponsel Pixel, Google juga mengenalkan beberapa fitur tambahan, seperti Security Hub. Google Pixel juga memiliki model machine learning baru yang bisa meningkatkan deteksi malware di Play Protect.