Ternyata, Anjing Laut Bernyanyi di Bawah Lapisan Es

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 01 Agu 2025 21:26 WIB
Anjing laut macan tutul jantan (Hydrurga leptonyx) punya sebuah kebiasaan unik, yakni bernyanyi. Hal ini dilakukan untuk memikat betina. Foto: IFL Science
Jakarta -

Anjing laut macan tutul jantan (Hydrurga leptonyx) punya sebuah kebiasaan unik, yakni bernyanyi. Hal ini dilakukan untuk memikat betina.

Makanan langka di perairan lepas Antartika, sehingga predator puncak membutuhkan wilayah yang luas untuk bertahan hidup. Hal ini menjadi masalah saat musim kawin tiba, karena menemukan calon pasangan saja bisa menjadi tantangan, apalagi meyakinkan mereka untuk mencampurkan gen.

Anjing laut macan tutul jantan mengatasi tantangan ini dengan bernyanyi selama berjam-jam setiap hari dari akhir Oktober hingga awal Januari dengan harapan seekor betina akan mendengar dan terkesan.

Nyanyian-nyanyian tersebut tidak berkesinambungan, karena setelah dua menit bersuara, anjing laut akan muncul ke permukaan selama dua menit untuk bernapas, tetapi nyanyiannya konsisten. Selama berbulan-bulan, anjing laut jantan akan bernyanyi sekitar 400 siklus dalam 13 jam sehari.

"Mereka seperti burung penyanyi di Samudra Selatan. Selama musim kawin, jika Anda menjatuhkan hidrofon ke air di mana pun di bawah lapisan es di wilayah ini, Anda akan mendengar mereka bernyanyi," kata Profesor Tracey Rogers dari University of New South Wales dikutip dari IFL Science, Jumat (1/8/2025).

Rogers mulai mengumpulkan rekaman anjing laut macan tutul untuk gelar doktornya pada 1990-an dan meminta mahasiswanya saat ini, Lucinda Chambers, untuk mencari pola dalam lagu-lagu tersebut, dengan memanfaatkan teknik analisis yang tidak tersedia saat pengumpulan dimulai.

"Ketika kami membandingkan lagu-lagu mereka dengan penelitian lain tentang hewan vokal dan musik manusia, kami menemukan bahwa entropi informasi mereka, ukuran seberapa mudah ditebak atau acaknya suatu urutan, sangat mirip dengan sajak anak-anak kita sendiri," kata Chambers.

Ia mengatakan bahwa sajak anak-anak yang dibandingkan dengan lagu-lagu tersebut diambil dari The Golden Song Book, terbitan tahun 1950-an, dengan lagu-lagu klasik yang sudah dikenal seperti Baa Baa Black Sheep dan Three Blind Mice. Sementara itu, perkembangan nada dalam musik manusia lainnya, termasuk karya komposer Baroque and Romantic klasik serta The Beatles, jauh lebih kompleks.

Semua kicauan anjing laut macan tutul, setidaknya dari Antartika Timur tempat koleksi ini dibuat, terdiri dari lima fitur yang sama, yang disebut oleh dua peneliti tersebut sebagai nada.

"Anda tidak dapat membedakan mereka dari bagaimana suara kicauannya. Meskipun mungkin ada sesuatu di sana yang hanya dapat dikenali oleh anjing laut macan tutul lainnya yang terdengar seksi atau menakutkan," kata Rogers.



Simak Video "Video: Unik! Gunung Berapi di Antartika Muntahkan Emas Setiap Hari"


(rns/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork