Masyarakat adat Papua menolak keberadaan perusahaan sawit di lahan adatnya. Sikap ini didukung netizen Indonesia dengan memviralkan poster bertuliskan 'All Eyes on Papua' yang ramai dibagikan di Instagram dan X/Twitter. Para pendukung #AllEyesonPapua juga mengajak menandatangani petisi untuk menyelamatkan hutan Papua.
Akun medsos Greenpeace Indonesia @greenpeaceid merekam aksi protes yang dilakukan perwakilan masyarakat adat Awyu dan Moi Papua. Aksi para pecinta lingkungan hidup dari kedua suku tersebut dilakukan pada Senin (27/5). Mereka datang langsung ke Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat.
Greenpeace Indonesia juga membuat petisi 'Saya Bersama Hutan Papua'. Dikunjungi detikINET, Senin (3/6/2024), sejauh ini terkumpul 17 ribu lebih dari target 20 ribu orang memberikan tanda tangan sebagai tanda dukungan berkontribusi menyelamatkan hutan Papua.
Mengutip Greenpeace Indonesia, kebakaran hutan di Papua beberapa tahun belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Tahun 2020 saja, telah banyak hutan Papua yang hilang secara signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk melihat lebih dalam lagi terkait apakah kebakaran tersebut disengaja atau tidak dengan aktivitas masyarakat atau terkait perluasan perkebunan, Greenpeace International bekerja sama dengan Forensic Architecture," tulis Greenpeace Indonesia dikutip dari halaman petisi 'Saya Bersama Hutan Papua'.
Pemerintah Indonesia memberikan wilayah berhutan kepada banyak perusahaan seperti Korindo dan mengizinkan mereka beroperasi dengan impunitas.
"Dengan disahkannya UU Cipta Kerja atau Omnibus Law, perusahaan besar dapat lebih leluasa dalam mengelola lahannya, tanpa hukuman yang tegas. Jika ini terus terjadi, masyarakat adat Papua bisa semakin kehilangan hutannya dan Indonesia kehilangan hutan dengan keindahan alami terakhirnya," tulis mereka.
Selain Greenpeace Indonesia, laman Change.org juga menampilkan petisi serupa. Petisi dibuat oleh seseorang dengan nama akun Zahra Azzahra dengan tajuk 'Bebaskan Tanah Papua dari Investasi Perusahaan Sawit'.
"Tanah Papua adalah rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa dan komunitas adat yang telah hidup di sana selama ribuan tahun. Investasi perusahaan sawit telah menyebabkan deforestasi besar-besaran, merusak ekosistem dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat lokal.
Menurut laporan Greenpeace, antara tahun 2000 dan 2018, lebih dari 1 juta hektar hutan di Papua telah hilang akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit. Kami meminta pemerintah untuk menghentikan investasi perusahaan sawit di tanah Papua demi melindungi lingkungan dan hak-hak masyarakat adat. Tanda tangani petisi ini untuk mendukung perlindungan tanah Papua!," tulisnya.
Dari target 10 ribu, petisi ini sudah mengumpulkan 7.845 tanda tangan saat dilihat pada Senin (3/6/2024). Angka ini diperkirakan masih akan terus bertambah mengingat makin masif dan viralnya tagar #AllEyesonPapua digaungkan netizen.
Pada laman petisi, beberapa netizen juga memberikan alasan perlunya mendukung perlindungan hutan di Papua. Ada juga yang sekadar berkomentar meluapkan kemarahan atas kerusakan lingkungan yang terjadi di Papua.
"Saya asli Papua. Banyak teman-teman saya orang asli Papua, kehidupan hariannya bergantung dengan hutan. Saya dan seluruh rakyat sangat sangat sangat menentang pembabatan hutan di Papua!!!," tulis netizen imxx xxxxx.
"Hutan Papua adalah hutan kita bersama. Jangan sampai pemerintah semena-mena mengambilnya demi kepentingan industri," kata Ruxxx.
"Peduli akan hutan berarti peduli akan kehidupan.. hutan rusak berarti merusak kehidupan," sebut Inxxx.
"Karena di Papua semua sodara kita. Bapak/Ibu Dewan Perusak Rakyat musuh kita," tulis Baxxxxxx.
Baca juga: Bumi Sekarat, Tanda Kiamat Sudah Dekat? |
"Please lah bapak bapak dewan yg terhormat, jangan duit mulu yg dipikirin. Nti anak cucu cicit mu mau tinggal di bulan? Segala dibabat," akun Anxxxx tak kalah geram.
Kalian juga bisa ikut mendukung gerakan kepedulian ini dengan menandatangani petisi 'Saya Bersama Hutan Papua' di laman Greenpeace Indonesia dan 'Bebaskan Tanah Papua dari Investasi Perusahaan Sawit' di laman Change.org.
(rns/rns)