Saat ini masih musim semi, namun ratusan juta orang di Asia Selatan dan Tenggara menghadapi suhu panas yang menyengat. Musim panas telah tiba lebih awal, memecahkan rekor dan bahkan merenggut nyawa. Suhu panas diperkirakan akan menjadi lebih buruk pada Mei dan Juni saat musim panas benar-benar dimulai.
Pada awal bulan Mei, gelombang panas yang parah telah menjadi penyebab puluhan kematian di wilayah yang luas ini. Sekolah-sekolah terpaksa tutup beberapa minggu menjelang liburan musim panas dan sejumlah besar tanaman baru layu di lahan pertanian yang kering.
Para ilmuwan memperingatkan akan dampak yang luas di beberapa wilayah yang paling padat penduduknya di dunia, dan mereka mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan guna bersiap menghadapi dampak perubahan iklim dan melakukan apa pun yang mungkin dilakukan untuk memitigasi pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.
Wilayah terdampak
Beberapa wilayah di India mencatat suhu maksimum lebih dari 43 derajat celcius pada bulan lalu. Pada tanggal 21 April, penduduk di bagian timur kota Bhagdora kepanasan saat suhu mencapai 45 derajat celcius.
Departemen Meteorologi India (IMD) mengeluarkan 'peringatan merah' untuk negara bagian Andhra Pradesh, Bihar, Benggala Barat, dan Odisha di bagian timur dan selatan. Suhu di wilayah-wilayah ini telah melonjak sejak pertengahan April. IMD memperingatkan gelombang panas akan menjadi lebih buruk.
Setidaknya dua orang tewas di negara bagian Kerala di bagian selatan karena dugaan serangan panas selama akhir pekan. Dua kematian lainnya diduga disebabkan oleh cuaca panas di negara bagian timur Odisha pada awal April.
Suhu panas yang melanda India terjadi tepat di tengah-tengah pemilihan umum yang berlangsung selama enam minggu, sehingga proses kampanye dan pemungutan suara menjadi tantangan.
Pihak berwenang di negara tetangga India, Bangladesh, terpaksa menutup semua sekolah dua kali selama dua minggu terakhir di tengah gelombang panas, dan suhu melonjak hingga hampir 43 derajat celcius.
Kemudian beberapa wilayah di Myanmar mencatat rekor suhu tertinggi sekitar 46 derajat celcius, dengan indeks panas yang jauh lebih tinggi. Indeks panas adalah ukuran suhu sebenarnya, dengan mempertimbangkan kelembapan, kecepatan angin, dan faktor lainnya.
Kondisi gelombang panas juga sangat parah di Asia Tenggara. Sejauh ini, Indonesia belum dan mudah-mudahan tidak terdampak. Di Filipina, pihak berwenang menutup ribuan sekolah karena sebagian besar wilayah negara tersebut mengalami kekeringan dan suhu hingga 43 derajat celcius pada awal April yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.
Di Thailand, pihak berwenang telah mendesak masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah jika memungkinkan, karena sudah ada 30 kematian yang disebabkan oleh serangan panas tahun ini. Di ibu kota Bangkok, pihak berwenang mengatakan indeks panas pada Kamis (⅖) adalah 52 derajat celcius yang dilabeli 'sangat berbahaya'.
Baca juga: Seberapa Berguna Kipas Angin di Cuaca Panas? |
Di Vietnam, yang suhunya melewati angka 43 derajat celcius, badan cuaca nasional Negara tersebut memperingatkan risiko kebakaran hutan, dehidrasi, dan serangan panas.
"Ribuan pencatatan terjadi secara brutal di seluruh Asia, yang sejauh ini merupakan peristiwa paling ekstrem dalam sejarah iklim dunia," kata sejarawan cuaca Maximiliano Herrera dalam postingan media sosialnya pekan lalu, dikutip dari CBS News.
Selanjutnya: Penyebab Panas Ekstrem
(rns/rns)