Ilmuwan: Karbon Dioksida Makin Ganas, Bumi Kian Panas

Khalisha Fitri - detikInet
Selasa, 05 Des 2023 18:00 WIB
Pemanasan Global Akan Terus Meningkat, Ini Kata Ilmuwan. Foto: Getty Images
Jakarta -

Penelitian terbaru mengungkap bahwa efek rumah kaca dari karbon dioksida, gas yang paling bertanggung jawab atas pemanasan global, menjadi lebih ganas seiring meningkatnya emisi.

Fakta suram ini datang dari sebuah riset yang terbit di jurnal Science, di mana para ilmuwan mengamati efek CO2 di stratosfer. Sebenarnya, karbon dioksida memberikan efek mendinginkan pada lapisan atas atmosfer. Sayangnya, penemuan baru mengungkap bahwa pendinginan stratofer malah memperparah efek rumah kaca yang ditimbulkannya.

Terlebih, kita terus menyumbangkan gas yang sangat merugikan planet ini ke atmosfer seiring dengan meningkatnya pemanasan global.

"Ini merupakan konfirmasi lebih lanjut bahwa emisi karbon harus lebih cepat dikendalikan untuk mencegah dampak paling menyiksa dari perubahan iklim," ujar penulis riset Brian Soden, seorang profesor ilmu atmosfer di Universitas Miami, seperti dikutip detikINET dari The Byte, Selasa (05/12/2023)

Dalam ilmu terkait perubahan iklim, ada yang namanya pemaksaan radiasi di mana jumlah panas yang masuk ke Bumi dengan yang keluar berbeda. Bila yang masuk lebih banyak, maka akan berdampak pada pemanasan global. Sampai saat ini, yang terjadi adalah lebih banyak panas yang masuk daripada keluar, dan dipercaya akan terus seperti itu secara konstan.

Apalagi, para ilmuwan menemukan bahwa pemaksaan radiasi meningkat sekitar 25% di setiap penggandaan CO2. Sementara itu, bila dibandingkan dengan zaman pra industri, maka telah terjadi peningkatan sebanyak 10%. Dengan kata lain, Bumi tampaknya telah memanas lebih cepat dari yang pernah ada.

"Peningkatan CO2 di masa depan akan memberikan efek pemanasan yang lebih ganas pada iklim dari peningkatan yang pernah terjadi," ujar penulis utama Haozhe He di Universitas Miami.

Ia juga menambahkan bahwa pemahaman baru ini memiliki impilkasi yang signifikan terhadap penafsiran masa lalu dan masa depan perubahan iklim. Ini juga menyiratkan bahwa tingginya iklim CO2 mungkin lebih sensitif dari iklim CO2 yang rendah.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Video: PBB Peringatkan Pemanasan Global yang Parah, Bisa Ancam Kehidupan di Bumi"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork