Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (BPAA) Pasuruan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), melakukan observasi ozon vertikal dengan wahana balon meteorologi.
Wahana ini membawa muatan sensor meteo vertikal dan sensor ozon, dan hasil dari pengamatan ini berupa pemantauan kondisi ozon pada lapisan atas dan sebagai data insitu untuk kalibrasi data satelit yang membawa sensor ozon.
Kegiatan penelitian ini menjadi program berkelanjutan OR Penerbangan dan Antariksa yang bekerja sama dengan NASA, yang dikemas pada program Southern Hemisphere Additional OZonesondes (SHADOZ).
Seperti dikutip dari akun Instagram Lapan, ozonesonde merupakan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur data ozon pada lapisan atmosfer. Data dari ozonesonde dikirimkan setiap detik ke stasiun penerima.
Data tersebut nantinya akan dikumpulkan dengan tujuan untuk memahami konsentrasi berbagai konstituen atmosfer dan kondisi lapisan ozon Bumi, termasuk pembentukan, penguraian, dan penipisannya.
Selain itu, data ozon juga digunakan untuk validasi data satelit dengan cara mengkalibrasi serta memverifikasi sensor jarak jauh yang dipasang di satelit.
Apa itu balon meteorologi
Balon meteorologi atau balon cuaca (ceiling balon) digunakan oleh ahli meteorologi sebagai sarana transportasi barang-barang ilmiah ke atmosfer.
Karenanya, balon meteorologi adalah tipe balon yang mempunyai daya terbang yang sangat tinggi hingga ketinggian 40 kilometer. Balon ini merupakan alat pemantau cuaca secara visible, biasa dipakai untuk menerbangkan load yang biasanya adalah sensor dan kamera.
LAPAN menyebutkan, kegiatan pengamatan ozon vertikal menggunakan balon meteorologi dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali. Kegiatan ini bertujuan memahami ozon dalam sistem Bumi dan untuk validasi data satelit.
Simak Video "Fakta-fakta Fenomena Aphelion: Matahari Terlihat Lebih Kecil Hari Ini"
(rns/agt)