Masalah tersebut buntut dari kematian remaja dan anak-anak di Inggris yang disebabkan challenge atau tantangan di platform tersebut. Hal ini pun membuat para orangtua menuntut TikTok.
Seperti namanya, tantangan ini mendorong pengguna untuk melakukan aktivitas tertentu dan membagikannya dengan komunitas.
Namun, seringkali aktivitas ini dapat membahayakan kesehatan dan bahkan berpotensi fatal. Hal ini tidak muncul secara langsung dari TikTok, melainkan dari para penggunanya. Namun, orang tua dari para korban menyalahkan aplikasi tersebut karena merekomendasikan konten semacam itu.
Pusat Hukum Korban Media Sosial (Social Media Victims Law Center) yang berbasis di Amerika Serikat menuntut TikTok atas nama orang tua dari empat remaja Inggris karena diduga melibatkan tantangan TikTok dalam insiden tersebut.
Para remaja tersebut adalah Isaac Kenevan, Archie Battersbee, Julian Sweeney, dan Maia Walsh. Tantangan Blackout diduga menjadi penyebab kematian mereka, yaitu semacam permainan mencekik, yang menghilangkan oksigen dari otak.
Gugatan tersebut mengklaim bahwa ByteDance merancang TikTok untuk menciptakan ketergantungan yang berbahaya pada setiap anak. Gugatan tersebut juga menuduh bahwa platform tersebut telah membanjiri mereka dengan konten berbahaya yang tampaknya tak ada habisnya.
"Ini bukanlah bahaya yang dicari atau ingin dilihat oleh anak-anak ketika mereka menggunakan TikTok," demikian penggalan gugatan tersebut sebagaimana dikutip detikINET dari Android Headlines, Selasa (11/2/2024).
Di sisi lain, TikTok mengklaim bahwa pencarian yang terkait dengan tantangan blackout telah diblokir sejak tahun 2020. Selain itu, TikTok secara aktif melarang semua jenis konten berbahaya. TikTok bahkan mengarahkan mereka yang mencari jenis tren ini ke Pusat Keamanan.
Sementara itu, Ellen Roome salah satu orang tua dari korban, telah berupaya meminta TikTok untuk memberinya akses ke akun anaknya. Ia ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang alasan sebenarnya dari kematian anaknya. Roome menduga bahwa insiden tersebut terjadi ketika dia berpartisipasi dalam tantangan online TikTok.
Namun, platform tersebut tidak mengizinkannya untuk mengakses akun tersebut. "[TikTok] bisa saja menyerahkan data tersebut dan berkata, 'Ini, orang tua yang berduka, saya harap Anda mendapatkan jawaban," kata Roome.
Tantangan berbahaya di TikTok memang muncul dari waktu ke waktu, meskipun sekarang sudah jarang terjadi. Ada suatu masa ketika tantangan-tantangan tersebut sering muncul, yang membuat perusahaan memperkuat deteksi terhadap tren berbahaya pada tahun 2021. Langkah-langkah yang diambil juga termasuk memblokir semua pencarian terkait.
Simak Video "Video: Trump Bicara Kemungkinan Menyelamatkan TikTok di AS"
(jsn/jsn)