Kabar satelit internet Starlink akan memasuki dan berbisnis di Indonesia makin riuh dalam sepekan terakhir. Mulai dari perwakilan Starlink yang bertandang ke Indonesia hingga isu kedaulatan negara turut menyita perhatian publik.
SpaceX yang mengoperasikan Starlink seakan menjadi harapan untuk mengatasi kesenjangan akses internet di Indonesia. Berada di orbit rendah Bumi, Starlink menawarkan kecepatan internet dengan latensi rendah yang dapat mencakupi berbagai daerah, bahkan sampai pelosok.
Hanya saja sebagai perusahaan asing, Starlink tidak bisa melenggang begitu saja menghadirkan layanan akses internet secara langsung ke masyarakat Indonesia. Berikut sepekan pemberitaan terkait Starlink masuk wilayah Indonesia.
Perwakilan Starlink Ketemu Kominfo
Sebelumnya, Kominfo telah menerbitkan izin hak labuh Starlink kepada Telkomsat pada Juni 2022. Dalam kerjasama itu, Telkomsat hanya menjual layanan internet Starlink kepada korporasi atau secara business to business (B2B).
Kali ini, satelit internet milik Elon Musk itu ingin menyasar pasar ritel Indonesia. Bahkan, perwakilan Starlink telah menemui Kominfo untuk mengetahui lebih dalam terkait proses hingga syarat bagi perusahaan asing yang ingin berbisnis di Indonesia.
"Ada niatnya (Starlink menyediakan layanan internet ke masyarakat Indonesia) karena bisnis memungkinkan. Sudah komunikasi dengan saya juga, kemarin saja saya baru ketemu utusan dari Starlink namanya Ibu Rebecca, kita sampaikan prosesnya," ujar Dirjen PPI Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto ditemui di DPR RI, Jakarta, Selasa (19/9).
Lebih lanjut, kata Wayan, setiap perusahaan asing yang hendak berbisnis di Indonesia, termasuk Starlink, maka mereka harus mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia.
Dipaparkan Wayan, Starlink harus mengantongi izin sebagai penyelenggara jasa internet atau internet service provider (ISP), memiliki perizinan penyelenggara jasa interkoneksi internet (Network Access Point/NAP), hingga VSAT.
"Kalau dia belum mau ngikutin ini, kita nggak akan memberikan," tegasnya.
Starlink Enggan Rekrut Pegawai Lokal
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan Starlink telah membentuk perusahaan di Indonesia dengan nama PT Starlink Services Indonesia.
Meski ada minat membuka usaha di Indonesia, Kominfo mengungkapkan bahwa Starlink ingin beroperasi layaknya aplikasi over the top (OTT), tidak berniat membuka kantor di Indonesia dan enggan merekrut pegawai lokal.
"Ya jangan. Bekerjasama dengan siapapun, tapi juga harus comply aturan yang berlaku di Indonesia," ujar Budi ditemui di Gedung Kominfo, Jakarta, Rabu (20/9).
Kominfo Tidak Akan Istimewakan Starlink
Indonesia masih memerlukan infrastruktur pendukung agar seluruh masyarakat Indonesia menikmati layanan internet tanpa terkecuali. Starlink memudahkan ketersediaan akses sampai pelosok yang mana itu jadi persoalan di hadapan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Kendati begitu, Menkominfo Budi menegaskan tidak akan memberikan 'karpet merah' kepada Starlink.
"Nggak ada, semuanya ke semua pemain kita equal treatment," tegas Budi.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Dirjen PPI Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto, pemerintah tidak akan memberikan izin kepada Starlink masuk ke pasar ritel jika perusahaan tersebut tidak mengikuti aturan yang berlaku.
"(Demi) menjaga level playing field sesama (pemain industri telekomunikasi) kepada semua. Kemarin yang kita sampaikan (ke perwakilan Starlink) Online Single Submission atau OSS-nya seperti ini, itu yang punya ini BKPM, regulasinya seperti ini," tutur Wayan.
Halaman berikutnya: Ancaman Kedaulatan Negara dan Starlink Target Beroperasi di RI Pada 2024 >>>
(agt/fay)