'I Remember When All This Was Trees' karya Banksy. Karya ini ditemukan di sebuah pabrik terbengkalai di Detroit, Amerika Serikat, menggambarkan seorang anak kecil memegang sekaleng cat merah, di belakangnya, terdapat tulisan, "Aku ingat ketika semua ini masih berupa pepohonan." Pesan yang kuat ini berbicara banyak tentang kerusakan perkotaan dan hilangnya habitat alami. Foto: via StreetArtUtopia
Trash Animals oleh Bordalo II. Karya seni 3D ini memanfaatkan material bekas, menyoroti isu produksi sampah dan dampaknya terhadap lingkungan. Seri Trash Animals buatannya tersebar di seluruh Lisbon, Portugal. Ia menata ulang sampah perkotaan menjadi patung-patung hewan yang berukuran lebih besar dari aslinya. Foto: via StreetArtUtopia
'The world going down the drain' karya Pejac. Seni jalanan ini dapat ditemui di Santander, Spanyol, menggambarkan dunia yang seolah terbuang ke selokan, menggambarkan ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap lingkungan. Foto: via StreetArtUtopia
SPIRALE, mural luas di Roma, Italia, karya seniman Blu, menggambarkan dunia kita yang penuh warna, sejarah sejati, yang dikonsumsi oleh keserakahan dan pemborosan. Dipenuhi dengan simbolisme yang provokatif, mural ini merupakan kritik terhadap masyarakat konsumerisme dan degradasi lingkungan yang menyertainya. Foto: via StreetArtUtopia
'Cagacemento' karya Nemos di Milan, Italia, menggambarkan setiap kota metropolitan yang besar tampak seperti noda minyak yang tampak diam tetapi perlahan mengembang dan menelan semuanya. Foto: via StreetArtUtopia
'Follow the Leaders' karya Isaac Cordal di Berlin, Jerman, menampilkan figur-figur kecil berjas yang sebagian terendam air, acuh tak acuh terhadap nasib buruk yang mengancam mereka. Ini adalah komentar tajam tentang ketidakpedulian terhadap perubahan iklim. Foto: via StreetArtUtopia
'Nele Azevedo' di Berlin, Jerman, menempatkan 1.000 patung es yang mencair untuk menunjukkan dampak perubahan iklim. Foto: via StreetArtUtopia
'Make Earth Green Again' karya HIJACK memuat pesan untuk menghijaukan kembali Bumi. Foto: via StreetArtUtopia
Oakoak, seniman jalanan asal Prancis menggunakan tanda berhenti untuk menyoroti perubahan iklim dengan seekor beruang kutub yang terdampar di es yang mencair. Foto: via StreetArtUtopia
'Waterline on Climate Change' oleh James Colomina di Amsterdam, Belanda menyoroti naiknya permukaan laut akibat pemanasan global dan perubahan iklim. Foto: via StreetArtUtopia
'Support' karya Lorenzo Quinn di Venesia, Italia. Dua tangan putih raksasa muncul dari Grand Canal, seolah menopang dinding Hotel Ca' Sagredo di Venesia. Karya dramatis ini merupakan seruan untuk mengatasi perubahan iklim sebelum terlambat. Foto: via StreetArtUtopia