Momen Satelit Nusantara Lima 2 Kali Tunda Meluncur

Peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) kembali mengalami penundaan. Rencananya, satelit ini akan diluncurkan pada 9 September 2025 pukul 20.02 waktu setempat (10 September 2025 pukul 07.02 WIB) di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Namun, kondisi cuaca kembali menghambat misi ini. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Satelit Nusantara Lima sempat dua kali mundur waktu peluncurannya sebelum akhirnya ditunda kembali. Awalnya dimundurkan ke 20.45, lalu ke 21.30. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

SpaceX sempat hendak menerbangkan roket Falcon 9 tepat 21.30 waktu setempat. Bahkan hitung mundur tinggal 30 detik, muncul informasi dari ruang kontrol bahwa peluncuran Satelit Nusantara 5 ditunda esok di waktu yang sama. Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

CEO PSN, Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan bahwa hanya 30 detik menjelang peluncuran, tim tidak mendapatkan izin cuaca dari Air Force K45. Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

"Jadi 30 detik itu, mereka harus dapat clearance cuaca dari Air Force K45. Nah, mereka tidak memberikan clearance pada detik-detik terakhir. Mereka bilang terlalu berisiko, jadi dihentikan," ujar Adi di The Gantry, Selasa malam (9/9/2025). Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

Penundaan ini merupakan yang kedua setelah peluncuran juga tertunda pada hari sebelumnya akibat cuaca ekstrem, termasuk petir dan awan cumulonimbus. Peluncuran kini dijadwalkan ulang pada 10 September 2025, dengan jendela waktu yang sama, yakni pukul 20.02 hingga 22.02 waktu setempat (07.02-09.02 WIB). Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

"Time frame-nya sama karena kebutuhan dinamika orbit," tambah Adi, menegaskan bahwa jadwal tersebut dipilih untuk memastikan satelit mencapai posisi 113 derajat bujur timur secara optimal. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

"Mudah-mudahan besok cuaca mendukung," harap Adi, optimistis peluncuran dapat sukses dilakukan demi keberhasilan misi yang telah menelan biaya hingga Rp7 triliun ini. Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

Mengusung teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS), satelit ini disebut-sebut punya kapasitas terbesar di Asia, menjadikannya solusi strategis untuk menjawab tantangan konektivitas di Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau. Foto: Pasifik Satelit Nusantara. Foto: Pasifik Satelit Nusantara

Berbeda dengan satelit sebelumnya yang memakai chip analog dengan alokasi kapasitas tetap, Nusantara Lima menggunakan Gen 7 Channelizer dan chip digital. Teknologi ini memungkinkan distribusi kapasitas secara fleksibel. Contohnya, jika suatu daerah membutuhkan kapasitas lebih besar seperti saat bencana alam, satelit ini bisa mengalokasikan bandwidth tambahan secara cepat. Foto: Pasifik Satelit Nusantara