10 Eksperimen Ilmuwan yang di Luar Nalar, Bikin Merinding

Dr. Robert Cornish jenius, lulus Berkeley pada usia 18 tahun dan doktor saat 22 tahun. Ia terobsesi dengan ide bernama reanimasi. Cornish percaya tubuh yang organnya tak rusak parah, meski mati, dapat bangkit menggunakan mesin seperti jungkat-jungkit yang akan menggerakkan tubuh dan memulai sirkulasi darah jika dibantu dosis antikoagulan. Anehnya, Cornish berhasil mereanimasi dua anjing. Kemudian ia ingin menghidupkan manusia. Kendalanya adalah menemukan subjek uji. Di 1948, pembunuh anak bernama Thomas McMonigle bersedia menggunakan jungkit Cornish setelah dieksekusi. Namun ada satu masalah, ia butuh jenazah segera setelah dieksekusi, tapi prosedur mengharuskan jenazah tetap di tahanan selama beberapa jam. Cornish tak pernah berhasil bereksperimen pada manusia. Foto: Listverse

Alexander Bogdanov mengejar tujuan awet muda. Ia fokus pada penelitian darah. Pengaruh dan statusnya mendorong pendirian Institut Transfusi Darah di 1926. Ia yakin transfusi darah dapat meremajakan tubuh, memperpanjang hidup, bahkan mungkin keabadian. Menggunakan dirinya sebagai subjek, Bogdanov melakukan banyak transfusi darah pada tubuhnya. Ia menulis efeknya, mengklaim hal itu menghentikan kebotakan dan memperbaiki penglihatan. Bogdanov mengira transfusi darah akan memperpanjang umur tapi ironisnya, yang terjadi sebaliknya. Di 1928, Bogdanov meninggal karena reaksi transfusi hemolitik setelah tanpa sengaja mentransfusikan dirinya dengan darah penderita malaria. Foto: Listverse

Giles Brindley dikenal karena karya di bidang disfungsi ereksi. Ia salah satu dokter pertama yang menentukan obat dapat digunakan untuk menginduksi ereksi. Namun, ia paling diingat karena kuliah terkenal di Las Vegas tahun 1983. Dia berbicara tentang upayanya yang berhasil dalam mengobati disfungsi ereksi dengan suntikan papaverin. Selama kuliah, ia menunjukkan slide penisnya sendiri. Dia juga melepas celana untuk memperlihatkan kemaluan ke penonton yang tercengang. Ia menyuntikkan papaverin ke diri sendiri sebelum kuliah untuk menunjukkan bahwa perawatan tersebut dapat memicu ereksi tanpa rangsangan erotis. Foto: Listverse

Paracelsus adalah ilmuwan Swiss-Jerman abad 16 yang membuat kemajuan kedokteran, biologi, dan kimia. Dia dianggap pendiri toksikologi karena tepat menyimpulkan dosis kecil zat beracun dapat digunakan secara bermanfaat. Dia juga suka mencoba-coba alkimia dan okultisme sesekali. Di 1537, empat tahun sebelum kematiannya, Paracelsus menulis De Rerum Naturae di mana dia menyajikan beberapa teori alkimia gila. Paling menarik adalah resepnya untuk membuat homunculus, manusia kecil yang diciptakan melalui alkimia. Pertama, ambil sperma dan biarkan membusuk di kotoran kuda sekitar 40 hari. Pada titik ini, sperma akan hidup dan mulai menyerupai manusia kecil transparan tanpa tubuh. Kemudian beri darah manusia setiap hari. Lakukan ini selama 40 minggu, dan bum, homunculus menurutnya akan muncul. Foto: Wikimedia

Wendell Johnson adalah psikolog di Universitas Iowa yang terkenal karena eksperimen tahun 1939, yaotu "studi monster". Johnson percaya gagap adalah perilaku yang dipelajari dan dapat dihilangkan dengan teknik tepat. Ia membagi 22 yatim piatu jadi dua kelompok. Separuh anak di setiap kelompok adalah gagap, sementara separuh lain berbicara lancar. Kelompok yang beruntung menjalani terapi wicara positif. Sementara itu, kelompok lain menghadapi enam bulan penghinaan dan hal negatif untuk melihat dampaknya terhadap gagap. Yang paling menderita adalah enam penutur fasih dalam kelompok negatif yang hadir. Sebagian besar mengalami gangguan bicara seumur hidup. Proyek itu dihentikan namun ketahuan di tahun 2001. Enam mantan subjek uji menggugat universitas dan menang hampir USD 1 juta. Foto: YouTube

Awal abad ke-19, Robert Knox adalah dokter terhormat di Inggris. Ia pelopor anatomi komparatif yang mengajar di sekolah anatomi terbesar. Knox menghadapi masalah kelangkaan mayat. Ia pun menjalin hubungan dengan dua orang bernama Burke dan Hare. Mereka memberinya mayat segar yang ternyata diperoleh dengan cara membunuh. Burke dan Hare tertangkap. Pembunuhan massal mereka tahun 1828 dengan korban 16 orang jadi salah satu peristiwa paling terkenal di Inggris. Ke-16 mayat diserahkan ke Knox. Sang dokter dibebaskan dari segala keterlibatan. Saat itu, sikap "tidak bertanya" terhadap mayat segar dianggap sebagai praktik yang dapat diterima. Namun pengkritik menilai seorang ahli seharusnya bisa membedakan mayat yang baru digali dan mayat yang menunjukkan tanda kejahatan, belum lagi betapa mudahnya Burke dan Hare menyediakan begitu banyak mayat dalam 10 bulan. Foto: Wikipedia

Akhir abad ke-18, tren yang memukau para ilmuwan adalah galvanisasi. Luigi Galvani menunjukkan bahwa muatan listrik dapat merangsang otot hewan, bahkan yang sudah mati. Galvani mempopulerkan konsep tersebut dengan membuat kaki katak mati berkedut. Seorang dokter Skotlandia bernama Andrew Ure melakukannya secara ekstrem. Ure mendapat tubuh pembunuh yang dieksekusi, Matthew Clydesdale. Ia percaya galvanisasi dapat menghidupkannya kembali. Ure memasukkan batang ke berbagai bagian tubuh Clydesdale dan membuatnya kejang hebat. Dengan menyetrum saraf supraorbital, ia berhasil membuat wajah mayat berubah menjadi berbagai macam ekspresi, yang kemudian membuat banyak saksi lari ketakutan atau pingsan. Foto: Listverse


