Wajah Pekerja Jakarta dalam Motion Blur

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Lampu temaram taman Jakarta menjadi hiasan dan simbol modernisasi kota.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Motion Blur pekerja di Jakarta, di mana semua orang berlomba-lomba mencari uang di sini.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Gambaran Slow Speed betolak belakang di kota yang tak perah 'tidur' ini.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Kota yang (hampir) tidak pernah mati, yang mana di setiap waktunya selalu ada hiruk-pikuk di berbagai sudut.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Pekerja di Jakarta menggantungkan dirinya pada transportasi umum, meski tidak sedikit juga menunggangi kendaraan pribadi.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Kemilau kaca gedung pencakar langit bak intan menarik para perantau merengkuhnya.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Menyeruput kopi, hingga 'curhat' di bangku-bangku cafe masa kini diwaktu luang yang terbatas.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Pekerja hilir mudik di lorong-lorong koridor transportasi umum menuju pulang seputar Jabodetabek.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Beban kerja menjadi momok, tagihan ini-itu, cicilan sana-sini, target pekerjaan, omongan keluarga soal pencapaian-pencapaian hingga kisah 'teman makan teman'.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Katanya kota ini kejam!

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Lorong antre menuju pulang, esok hari menunggu ketepatan dan kecepatan.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.

Melepaskan penat setelah kerja dianggap sebagai konsep work life balance.

Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.
Saat ruang itu kehilangan sisi karena digitalisasi, bentuknya menjadi liar, penuh plot twist, abstrak dan sulit ditebak. Berikut potretnya.