10 Bencana Terburuk Akibat Ulah Manusia, Ada Indonesia

Bencana desa Aberfan: Desa Aberfan di Lembah Welsh tumbuh di sekitar tambang batu bara. Di 1966, desa tersebut dikelilingi tumpukan limbah pertambangan. Oktober 1966 desa Aberfan dilanda curah hujan lebat. Kemudian, sejumlah besar limbah bergerak menuju desa dalam gelombang hingga 9 meter. 144 orang kehilangan nyawa akibat longsoran itu, 116 anak termasuk di antara korban tewas. Material yang bergerak cepat merobohkan sekolah serta menghancurkan 18 rumah. Bencana Aberfan masih menjadi salah satu insiden pertambangan terburuk di Inggris. Foto: Wikipedia

Ledakan pabrik kimia: Kecelakaan ini terjadi di pabrik kimia di utara Milan, Italia. 10 Juli 1976, pabrik itu memproduksi bahan kimia t 2,4,5-Trichlorophenol, digunakan sebagai senjata kimia dan pembasmi gulma. Terjadi reaksi berantai yang memecahkan reaktor, membuat 6 ton bahan kimia beracun meledak ke langit. Awan itu mencakup area 18 kilometer persegi di sekitar. Anak-anak dirawat di rumah sakit karena radang kulit, ratusan warga menderita penyakit kulit, dan ribuan hewan mati. Bencana Seveso juga berdampak jangka panjang. Penelitian menemukan makin banyak warga lokal meninggal karena penyakit kardiovaskular, pernafasan, dan kanker tertentu meningkat. Foto: Unwired

Ledakan Chernobyl: Ledakan Chernobyl adalah salah satu bencana akibat manusia paling terkenal. Awalnya, insinyur melakukan percobaan rutin untuk mengetahui apa pendingin air darurat akan berfungsi selama pemadaman listrik. Terjadi lonjakan listrik dan reaktor nuklir tak dapat dimatikan. Uap terbentuk di salah satu reaktor, atapnya meledak, inti nuklir terbuka, dan bahan radioaktif terlepas. 28 orang meninggal dengan cepat akibat paparan radiasi akut. 50.000 penduduk Pripyat dievakuasi. Setelah itu, pemerintah menetapkan zona eksklusif sepanjang 30 km. Setelah kejadian, riset memperkirakan ribuan orang meninggal kena kanker karena radiasi. Foto: Getty Images/Wojtek Laski

Bencana Libby: Di 1919, penemuan mineral Vermikulit mengubah nasib kota Libby, Montana. Vermikulit banyak gunanya. Tambang di Libby memproduksi 80% pasokan dunia tahun 1963. Namun beberapa jenis vermikulit mengandung asbes, zat berbahaya yang dapat memicu masalah paru-paru. Perusahaan tambang tak memberi tahu siapa pun, dan warga Libby menggunakan produk limbah tambang untuk bangunan. Akibatnya, hampir 10% penduduk kota meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan asbes. Tambang ditutup tahun 1990. Tahun 2009, pemerintah AS mengumumkan keadaan darurat di Libby untuk membersihkan kota tersebut. Foto: GF Tribune

Deepwater Horizon: Insiden Deepwater Horizon tahun 2010 terkenal sebagai tumpahan minyak laut terbesar dalam sejarah. Anjungan minyak Deepwater Horizon mengebor sumur eksplorasi sekitar 5.600 m bawah Teluk Meksiko. Di April 2010, gas metana dari sumur bawah air mengembang dan naik, lalu terbakar dan meledak, menewaskan sebelas pekerja. Dua hari kemudian, rig itu tenggelam. Tumpahan minyak telah muncul dari sumur bawah air dan mulai menyebar. BP, perusahaan yang mengontrak kapal Deepwater Horizon, coba menghentikannya, namun minyak mengalir selama 87 hari. Diperkirakan sekitar 954 juta liter minyak bocor. Foto: Wikipedia

Bencana Bgopal: 2 Desember 1984, terjadi kebocoran gas di pabrik pestisida di Bhopal, India, di mana 40 ton bahan kimia yang disebut metil isosianat bocor ke atmosfer. Jumlah tersebut merupakan bahan beracun yang sangat besar dan pabrik tersebut dikelilingi oleh perumahan yang padat, sehingga lebih dari 600.000 orang terpapar oleh awan mematikan tersebut. Warga menderita batuk, iritasi mata, luka bakar, sesak napas dan muntah-muntah. Ribuan orang meninggal dalam beberapa jam. Ribuan hewan juga mati. Foto: Wikipedia

Lumpur Lapindo: Di Sidoarjo, Anda akan menemukan gunung lumpur terbesar dunia. Bencana ini dipicu ledakan di sumur gas yang dibor sebuah perusahaan energi, meski pejabat perusahaan mengklaim gempa memicu masalah itu. Terdapat lebih dari 1.000 gunung lumpur di dunia, namun contoh di Indonesia ini mungkin satu-satunya yang disebabkan aktivitas manusia. Semua dimulai 28 Mei 2006, ketika sebuah lubang dibor hingga hampir 3.000 meter. Itu menyebabkan air, uap, dan gas meletus dari tanah di dekatnya. Keesokan harinya air, uap, dan lumpur mulai muncul dan terus terjadi sejak saat itu. Sebelas orang tewas dalam ledakan pipa, dan 30.000 orang dievakuasi dari sana. Selusin desa dan lebih dari 10.000 rumah hancur, dan logam dari aliran lumpur mencemari sungai di dekatnya. Foto: Suparno

Kebakaran California: Perubahan iklim menyebabkan kebakaran hutan jadi ancaman besar, dan di 2018 sebagian besar wilayah California terkena dampak kebakaran terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 100 orang tewas dalam lebih dari 8.500 kebakaran di seluruh California. Bencana ini menghancurkan lebih dari 24.000 bangunan serta membakar dua juta hektar tanah. Tak ada keraguan kebakaran tersebut merupakan bencana yang disebabkan manusia. Tahun-tahun sebelum kebakaran terjadi peningkatan suhu akibat perubahan iklim, dan hal ini membunuh banyak pohon. Pohon yang mati dan kering jadi bahan bakar menyebar api.Foto: REUTERS/Carlos Barria

Bencana Jilin: Insiden ini terjadi di kota Jilin, China di November 2005 di mana serangkaian ledakan terjadi di pabrik petrokimia. Segera setelah ledakan, lebih dari 10.000 orang dievakuasi dari daerah setempat. Ledakan in i melepaskan sekitar 110 ton polutan ke Sungai Songhua, dan hal ini merupakan masalah besar karena beberapa kota besar bergantung pada sungai tersebut untuk pasokan air. Saluran terputus selama beberapa hari sementara persediaan air dibersihkan, dan air harus diangkut dari kota-kota yang tidak terkena dampak untuk membantu masyarakat. Foto: China Daily

Sampah di Pasifik: Tidak banyak bencana akibat ulah manusia yang sebesar Great Pacific Garbage Patch, kumpulan sampah begitu besar di lautan. Great Pacific Garbage Patch tidak hanya benda utuh. Sebagian besar plastik terurai jadi potongan kecil yang membuat air keruh. Ahli ekologi memperkirakan 70% sampah tenggelam ke dasar laut sehingga mungkin ada jauh lebih banyak lagi sampah plastik di bawah. Ukurannya diperkirakan 700.000 dan 15.000.000 km2, tergantung pergerakan laut. Beberapa itemnya berusia lebih dari 50 tahun, karena plastik tak dapat terurai Tak mengherankan jika sampah ini berdampak buruk terhadap satwa liar dan ekosistem. Foto: (Dok. Forbes/The Ocean Cleanup)