FOTO: Stasiun Kendali Bumi Satria-1 yang Bakal Muluskan Tol Langit

Operasional Satria-1 ini tak terlepas dari keberadaan dua stasiun kendali yang ada di bumi, salah satunya yang berlokasi di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Stasiun kendali yang ada di Banjarbaru ini bersifat cadangan dari stasiun kendali utama yang ada di Cikarang, Jawa Barat. Stasiun pengendali ini bersifat back up. Jika stasiun pengendali utama di Cikarang mengalami gangguan, pengendaliannya akan dilakukan dari stasiun Banjarbaru.

Satelit besutan perusahaan manufaktur antariksa Prancis, Thales Alenia Space (TAS) ini memiliki beberapa fitur yang mengagumkan. Berbeda dengan sembilan stasiun bumi lain yang hanya berfungsi sebagai gateway, sehingga hanya mempunyai sebuah antena besar. Stasiun bumi yang punya dua fungsi ini (Cikarang dan Banjarbaru) terlihat dari penggunaan dua buah antena besar di dalamnya. Di mana satu antena berfungsi untuk mengendalikan SATRIA-1, dan antena lainnya berfungsi untuk "mengirim" koneksi internet ke pengguna dan masyarakat.

Satelit yang sukses diluncurkan pada Minggu (18/6) dari Cape Canaveral Space Force Station, Florida Amerika Serikat itu bakal menjadi salah satu tulang punggung proyek Palapa Ring guna mewujudkan tol langit.

Keberadaanya ini menjadi sambungan bebas hambatan bagi sinyal internet di langit Indonesia. Tentunya akan menghubungkan konektivitas ke seluruh wilayah penjuru negeri, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar).

Selain menjadi pengendali, stasiun kendali yang ada di Banjarbaru ini pun berfungsi sebagai gateway, yang secara sederhana bisa dideskripsikan sebagai mengirimkan sambungan internet ke SATRIA-1 untuk kemudian diteruskan ke titik-titik penerima akses internet.

Petugas memeriksa antena penyalur sambungan internet yang akan diterima oleh masyarakat di berbagai penjuru negeri, khususnya di sekitar wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.

SATRIA-1 ini memiliki 11 stasiun bumi, ata dengan kata lain stasiun bumi kecil. Gunanya adalah sebagai feeder link untuk memancarkan internet ke satelit, lalu akan didistribusikan oleh satelitnya ke titik-titik VSAT (very small aperture terminal-red) layanan di public services atau pusat layanan pemerintah di seluruh Indonesia, khususnya di daerah 3T.

Pemerataan akses internet menjadi salah satu hal yang sedang digenjot oleh pemerintah. Tujuannya untuk mempermudah konektivitas di seluruh wilayah Indonesia. Akses internet dan teknologi informasi yang memadai akan memberikan dampak yang signifikan bagi warga desa dan di pedalaman.

Selain untuk mendorong pertumbuhan dan kemajuan pembangunan, Internet sangat dibutuhkan untuk berbagai elemen masyarakat khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Tak bisa dipungkiri, akses internet di Indonesia belum sepenuhnya merata menjangkau penduduk dan masyarakat 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Beginilah kondisi dan ruangan server yang ada di lokasi Stasiun Pengendali Satelit SATRIA-1 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dengan adanya bantuan internet dari BAKTI Kominfo, maka pelayanan untuk warga kini menjadi lebih mudah dan terbantu. Layanan digitalisasi ini sudah dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat secara keseluruhan. Layanan wifi juga diaktifkan 1 x 24 jam untuk bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.

Nantinya SATRIA-1 akan menjangkau 150.000 titik layanan, diantaranya 93.900 Layanan Pendidikan (Sekolah dan Pesantren), 47.900 Layanan Kependudukan (Kantor Pemerintahan), 23.900 Layanan Keamanan (TNI dan Polri), 3.700 Layanan Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) yang tersebar di seluruh penjuru negeri mencakup 54.000 titik di Sumatera, 19.400 titik di Jawa, 19.300 titik di Kalimantan, 23.900 titik di Sulawesi, dan 13.500 titik di Papua dan Maluku.