Wujud Sangar Jet Siluman F-35, Canggih Tapi Problematik

F-35 memiliki kemampuan super lengkap. Mulai kemampuan siluman nan canggih, kecepatan supersonik, lincah, serta mampu mengacak radar. Ini penampakannya di pangkalan Angkatan Udara Inggris. Foto: Getty Images

Ia dibekali kemampuan berbagi data dengan pesawat lain. Helm sang pilot pun dirancang bisa melihat seluas 360 derajat. Foto: Getty Images

Namun di baliknya, F-35 yang dikembangkan Lockheed Martin hampir 14 tahun lamanya, sempat banyak mengalami penundaan dan diiringi berbagai kontroversi termasuk masalah teknis. Bahkan sempat ada kasus pesawat ini terbakar. Foto: Getty Images

Ini saat beraksi mendekati pesawat Hercules untuk pengisian bahan bakar. Foto: Getty Images

Ya, jet siluman ini bisa diisi bahan bakarnya di udara. Foto: Getty Images

Pesawat ini memiliki tiga varian utama: F-35A yang lepas landas dan mendarat konvensional (CTOL), F-35B yang dapat lepas landas dan mendarat vertikal (STOVL), dan F-35C untuk kapal induk (CV/CATOBAR). Foto: Getty Images

F-35 pertama kali terbang pada tahun 2006 dan mulai beroperasi dengan F-35B Korps Marinir AS bulan Juli 2015, diikuti F-35A Angkatan Udara AS pada bulan Agustus 2016 dan F-35C Angkatan Laut AS bulan Februari 2019. Pesawat ini pertama kali digunakan dalam pertempuran di tahun 2018 oleh Angkatan Udara Israel. Foto: Getty Images

Selain Amerika Serikat, negara lain yang mengoperasikannya adalah para sekutunya seperti Inggris, Australia, Israel, Kanada, Belgia, Denmark, Jepang, Belanda sampai Korea Selatan. Foto: Getty Images

Akan tetapi meski canggihm jet ini dipadang problematik. Pertama soal biaya yang bengkak. Militer Amerika Serikat akan menghabiskan setidaknya USD 1,7 triliun untuk membeli hampir 2.500 jet tempur F-35 yang sangat mahal biaya perawatannya. Foto: Getty Images

F-35 juga sering dikandangkan karena beragam masalah. Laporan Government Accountability Office (GAO) menunjukkan F-35 hanya mampu melakukan 55% dari total misi yang ditentukan. Padahal target Pentagon adalah 85 sampai 90% misi seharusnya bisa diselesaikannya. Foto: Getty Images

Pengadaan F-35 pun adalah yang termahal di dunia. "Tantangan dalam sektor pemeliharaan secara negatif berdampak pada kesiapan F-35," sebut GAO. Foto: Getty Images

Tak hanya itu, GAO juga melaporkan penundaan dalam membuat fasilitas perbaikan yang kompleks, perangkat yang kurang layak untuk menjaga F-35 tetap beroperasi, serta kesulitan dalam suplai. Foto: Getty Images

Namun jet tempur ini dipandang tetap krusial bagi militer AS, misalnya terkait kemampuannya mendarat secara vertikal. Pakar pertahanan menyebut kemampuan itu akan sangat penting jika pecah perang antara AS dan China di Pasifik. Foto: Getty Images

Pesawat tempur generasi kelima ini ditujukan sebagai pesawat tempur utama untuk melakukan misi penindasan pertahanan udara musuh (SEAD), berkat sensor dan sistem misi yang canggih. Foto: Getty Images

Kokpit kaca dirancang untuk memberikan kesadaran situasional yang baik kepada pilot. Layar utama adalah layar sentuh panorama berukuran 50 kali 20 cm, yang menampilkan instrumen penerbangan serta banyak fungsi lainnya. Foto: Getty Images

Informasi penerbangan dan pertempuran F-35 ditampilkan pada pelindung helm pilot dalam sistem tampilan yang dipasang di helm (HMDS). Foto: Scott Barbour/Getty Images