Sosok Wanita Cantik Berduit Rp 55 Triliun Berkat Aplikasi Canva
Inilah Melanie Perkins yang baru berusia 35 tahun. Saat ini, hartanya diestimasi sekitar USD 3,6 miliar atau di kisaran Rp 48 triliun, menjadikannya salah satu wanita terkaya di Australia, negara asalnya. Foto: Getty Images
Perkins memulai Canva pada tahun 2013 dengan misi membuat platform desain tersedia bagi semua. Baik itu desain kartu nama, presentasi ataupun logo. Foto: istimewa
Ia mendirikan Canva bersama pasangannya, Cliff Obrecht. Mereka akhirnya menikah pada tahun 2021. Foto: istimewa
Perkins masih remaja 19 tahun ketika ide platform desain terbersit di benaknya, kala ia dan Cliff mahasiswa di Perth. Waktu itu, ia merasa program desain dari Microsoft atau Adobe susah digunakan. Foto: Unwired
"Orang harus menghabiskan seluruh semester mempelajari di mana tombol-tombolnya dan hal itu rasanya sungguh konyol," kata Perkins. Foto: istimewa
Bersama para pegawai Canva. "Saya pikir di masa depan, semua itu akan menjadi online dan kolaboratif serta jauh lebih sederhana ketimbang tool yang berat itu," tambah dia. Foto: istimewa
Pasangan muda itu berhasil memukau investor dengan ide Canva dan sudah punya tim sendiri. Tahun 2012, jajaran pimpinan ditambah oleh satu co founder lain, Cameron Adams. Foto: istimewa
Bersama triliuner Inggris, Richard Branson, kala mereka berwisata ke Pulau Necker. Tahun 2010, Perkins diundang ke San Francisco oleh investor Bill Tai untuk mempresentasikan idenya tentang Canva. Bill puas dan menghubungkannya dengan beberapa orang penting. Foto: istimewa
Pada pendanaan tahap perdana, perusahaan menerima USD 1,5 juta. Pada tahun 2013, meluncurlah Canva untuk publik. Foto: Dok. Forbes/Daria Shevtsova/ Melanie Perkins
Seiring berjalannya waktu, Canva berhasil menarik minat banyak pengguna karena mudah dipakai dan berkualitas. Foto: Canva
Pandemi COVID-19 malah membuat perusahaannya makin berkembang karena banyak perusahaan memakai Canva untuk membuat material promosi secara online. Foto: Getty Images
Sampai Juni 2020, Canva telah memiliki 30 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Perkins di sisi lain juga ingin menyumbangkan bagian besar dari hartanya. "Jika semua hal hanya tentang membangun kekayaan, maka hal itu adalah sesuatu yang paling tidak menginspirasi. Aneh rasanya ketika orang menyebut kami miliarder karena kami tidak pernah merasa uang itu milik kami, murni titipan," pungkas Perkins. Foto: istimewa