10 Negara yang Terancam Bom Waktu Krisis Anak

Yunani: Di Yunani, angka TFR turun dari 2,6 kelahiran per wanita pada tahun 1971 menjadi 1,3 kelahiran per wanita pada tahun 2020. Para ahli memperkirakan bahwa lebih dari 36% populasi negara tersebut akan berusia di atas 65 tahun pada tahun 2050. Banyak pasangan menunda rencana jadi orang tua. Pemicunya, kondisi ekonomi dan peningkatan perpindahan penduduk ke tempat lain untuk kehidupan lebih layak. Foto: REUTERS/LOUIZA VRADI

Italia: Rata-rata usia penduduk Italia di atas 45 tahun pertama kali terjadi tahun 2020, menjadi 47,3 tahun. Tingkat kesuburan Italia adalah 1,3, penurunan 0,46% dari tahun sebelumnya. Di 2020, Italia mencatat rekor terendah dengan hanya ada 464 ribu bayi lahir. Negara ini juga mencatat angka kematian tertinggi sejak Perang Dunia II yakni 746.146 kematian di 2020, sehingga kian memperbesar kesenjangan angka kematian dan tingkat kelahiran. Foto: Ellys Purwandari

Jepang: Negara dengan populasi lansia tertinggi di dunia ini menghadapi krisis populasi yang membayangi. Tahun 2030, diperkirakan satu dari setiap tiga orang akan berusia di atas 65 tahun. Pandemi pun telah memperburuk keadaan. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bahkan menggambarkan situasi ini sudah sangat genting dengan mengatakan negara bisa tumbang dan tak dapat berfungsi sebagai masyarakat karena tingkat kelahiran yang menurun.Foto: Getty Images/Carl Court

Spanyol: Pada awal abad ke-21, Spanyol berada pada titik kelahiran terendah yakni 1,2 anak per wanita pada tahun 2000. Meskipun sedikit meningkat, angkanya masih tetap rendah di sekitar 1,3 anak per wanita pada tahun 2020. Sejak 2017, jumlah kematian di Spanyol juga telah melampaui jumlah kelahiran pada tingkat tercepat sejak kematian mulai tercatat pada tahun 1941. Foto: riswihani/d'traveler

Rumania: Meski terbilang masih mempertahankan sikap tradisional terhadap keluarga dan pengasuhan anak, Rumania mencapai tingkat kesuburan terendah 1,27 pada tahun 2002 dan tak bertambah sejak itu. Negara ini memiliki lebih sedikit akses ke pusat dan layanan pengasuhan anak, dikombinasi kurangnya sumber daya keuangan yang memadai karena gaji rendah, harga rumah tinggi, sehingga memengaruhi sebagian besar keputusan pasangan untuk memiliki anak. Foto: Kota di Rumania

Puerto Rico: Tingkat kesuburan negara ini hanya 1,23 sehingga termasuk yang terendah di dunia. Kelahiran dari sekitar 5 anak tahun 1950-an, kini kurang dari satu anak. Populasi Puerto Riko turun dari 3,7 juta pada tahun 2010 jadi 3,3 juta pada 2020. Bencana alam seperti Badai Maria tahun 2017, yang menewaskan ribuan orang dan berdampak ekonomi yang sangat besar serta gempa tahun 2019, telah menyebabkan penurunan populasi yang sangat besar dan penurunan kesuburan. Foto: (Thinkstock)

Hong Kong: Tingkat kesuburan Hong Kong termasuk terendah di dunia dengan 1,07 kelahiran per wanita. Situasi pandemi, membuat angka ini makin turun. Dalam lima tahun terakhir, Hong Kong mengalami penurunan tahunan terbesarnya. Jumlah kelahiran Hong Kong turun 18,5% dari tahun sebelumnya di tahun 2022 menjadi 43.100. Sebagian besar pasangan membatalkan atau menunda rencana memiliki anak karena kekhawatiran kondisi keuangan dan kualitas perawatan kesehatan .Foto: CNN.com

Singapura: Pandemi berdampak salah satunya membuat sebagian besar pasangan di Singapura menunda bahkan urung memiliki bayi. Pada tahun 2020, TFR negara itu turun ke level terendah dalam sejarah sebesar 1,1. Sebuah survei menunjukkan bahwa tiga dari 10 orang tidak tertarik untuk memiliki bayi. Alasan utamanya adalah ketidakpastian atas stabilitas keuangan dan masalah keamanan akibat virus. Foto: Getty Images/Marcus Lindstrom

Korea Selatan: Tingkat kesuburan Korea Selatan turun menjadi 0,84 pada tahun 2020, lebih rendah dari rekor tahun sebelumnya sebesar 0,92 per tahun. Ini juga merupakan tahun ketiga berturut-turut di mana tingkat kesuburan Korea Selatan tetap di bawah 1. Pendidikan yang mahal dan meroketnya harga rumah, terutama di ibu kota Seoul, telah memaksa banyak pasangan untuk menunda bahkan membatalkan rencana memiliki anak. Foto: dok. Grand Intercontinental Seoul Parnas

Taiwan: Taiwan mencatat rekor terendah angka kelahiran 165.249 pada tahun 2020. Tingkat kesuburan total (TFR) Taiwan hanya 1,07 anak per wanita. Ini adalah perubahan besar dan nyata dari tahun 1950-an ketika perempuan memiliki sekitar 7 anak. Alasan utama rendahnya tingkat kesuburan adalah biaya hidup yang sangat tinggi, sehingga pengeluaran meningkat sementara upah tetap sama.Foto: (Kurnia/detikcom)