Al Rihla, Bola Canggih Piala Dunia 2022 Buatan Madiun

Bola sepak yang digunakan di Piala Dunia 2022 adalah Al Rihla, dibuat oleh Adidas. Tidak sekadar aerodinamis, bola ini punya beragam kelebihan untuk memanjakan para pemain, ada teknologi yang ditanamkan pada Al Rihla. Hector Vivas/FIFA/Getty Images

Teknologi baru bernama Semi-Automated Offside Technology (SAOT) bersama Al Rihla, bola yang bisa terkoneksi, adalah bagian penting yang membantu wasit saat laga berlangsung. Harry Langer/DeFodi Images/Getty Images

SAOT digunakan untuk pertama kalinya dengan VAR di Piala Dunia 2022 ini. Adapun Al Rihla, dengan sensor gerak Inertial Measurement Unit (IMU) yang ada di dalamnya, akan memainkan peran penting untuk menentukan offside terjadi atau tidak. Michael Regan/FIFA/Getty Images

Untuk menentukan offside, bola ini akan mengirimkan data ke ruang operasional video untuk menentukan di mana titik bola secara presisi. Bola dan sensornya itu, dibantu dengan dua belas kamera pemantau di stadion. Memadukan data pelacakan anggota badan pemain dan bola melalui kecerdasan buatan, teknologi baru ini secara otomatis memberi tahu jika pemain menerima bola di posisi ilegal. Getty Images/Lars Baron

FIFA mengklaim proses ini bisa terjadi dalam hitungan detik, yang membuat keputusan offside bisa muncul dengan lebih cepat dan akurat. Data yang direkam dari kamera -- termasuk posisi bola -- juga dipakai untuk menciptakan animasi yang kemudian bisa ditayangkan dalam siaran ulang di stadion ataupun tayangan di televisi. Matthew Ashton/AMA/Getty Images

John Eric Goff, profesor fisika di University of Lynchburg yang mempelajari fisika olahraga menuliskan analisisnya di The Conversation. Sebagai bagian dari penelitiannya, setiap perhelatan Piala Dunia, Goff melakukan analisis terhadap bola terbaru. Dia menyebut bola made in Madiun itu memiliki desain yang sangat baik sehingga memiliki aerodinamika tinggi. Robert Michael/Picture Alliance/Getty Images

Adidas telah memasok bola untuk Piala Dunia sejak 1970. Hingga 2002, setiap bola dibuat dengan konstruksi 32 panel yang ikonik. Sebanyak 20 panel heksagonal dan 12 pentagonal secara tradisional terbuat dari kulit dan dijahit menjadi satu. Robbie Jay Barratt/AMA/Getty Images