Sosok Peraih Nobel yang Ungkap Kawin Silang Manusia Purba

Nobel Kedokteran telah dianugerahkan kepada ilmuwan asal Swedia, Profesor Svante Paabo, atas risetnya terhadap evolusi manusia. Komite Nobel menyebut dia berhasil mengerjakan riset yang dianggap tak mungkin, yaitu memetakan kode genetis manusia purba Neandhertal. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Tak hanya itu, Paabo juga berhasil melacak keluarga dekat spesies kita, yaitu Denisovans. "Saya sangat terkejut, saya tidak mengharapkan hal ini," kata Paabo mengenai kemenangannya. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Seperti dikutip detikINET dari BBC, pada tahun 1990, riset tentang kode genetik manusia mulai marak, namun mengandalkan sampel DNA yang baru. Nah, Paabo malah tertarik pada tulang manusia purba berusia 40 ribu tahun dan berhasil memetakannya. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Dari riset itu, disimpulkan bahwa Neanderthal, yang dulu habitatnya di Eropa dan Asia Barat, berbeda dari manusia modern dan simpanse. Foto: Getty Images/Jens Schlueter

"Dengan mengungkap perbedaan genetik yang membedakan manusia saat ini dari manusia purba yang sudah punah, penemuannya menjadi basis eskplorasi tentang apa yang membuat kita unik sebagai manusia," sebut Komite Nobel. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Sang profesor disambut meriah di tempatnya bekerja, Institut Max Planck di Jerman. Dari penelitiannya, terungkap pula bahwa Homo Sapiens dan Neanderthal pernah punya anak bersama. Pada hari ini, sekitar 1 sampai 4% DNA manusia modern berasal dari Neanderthal dan berdampak pada kemampuan manusia merespons infeksi. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Kontribusi lain Paabo adalah pada tahun 2008, ketika ditemukan tulang jari berusia 40 ribu tahun di Siberia. Paabo berhasil membuat sekuens sample DNA dan hasilnya menunjukkan manusia purba hominin yang dulu tidak diketahui, yaitu Denisovans. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Ternyata, Denisovans juga berkembang biak dengan Homo Sapiens. Pada hari ini di sebagian wilayah Asia Tenggara, ada manusia yang punya DNA Denisovans sampai 6%. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Sang profesor diceburkan di sungai sebagai perayaan oleh rekan-rekannya. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Sang profesor pun gabung dengan berbagai nama besar di dunia sains yang telah meraih hadiah Nobel. Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND