Seperti Ini Roket Long March 5B yang Jatuh Dekat Kalimantan

Long March 5 atau namanya di China Changzeng 5 adalah roket untuk meluncurkan perangkat berat seperti satelit dan dikembangkan oleh China Academy of Launch Vehicle Technology. Foto: Getty Images

Saat ini, ada dua variannya yaitu Long March 5 dan 5B. Roket ini dapat membawa beban sampai seberat 25 ribu kilogram ke orbit rendah Bumi. Roket yang dikembangkan domestik ini pun menjadi kebanggan China dan membuktikan kapabilitas teknologi antariksa mereka. Foto: Getty Images

Pertama kalinya generasi pertama roket ini diluncurkan pada November 2016. Lembaga antariksa China kemudian mengandalkannya untuk meluncurkan berbagai wahana canggih menuju Mars sampai Bulan. Foto: Getty Images

Roket ini sudah sangat canggih, namun masih belum punya kapabilitas untuk dikendalikan arah jatuhnya. Maka dengan demikian, ada risiko serpihannya tidak sepenuhnya terbakar di atmosfer dan menimbulkan kerusakan di Bumi walau kemungkinannya sangat kecil.Foto: Getty Images

Beberapa hari lalu, roket Long March 5B seberat 22 ton milik China kembali memasuki atmosfer bumi setelah "mengantarkan" muatannya ke orbit, dan jatuh di Samudra Hindia, tepatnya di dekat Sarawak, Pulau Kalimantan. Foto: Getty Images

Masuknya roket ini ke atmosfer Bumi sudah dikonfirmasi oleh US Space Command, namun saat itu mereka belum bisa memastikan lokasi tepat jatuhnya serpihan roket tersebut, yang memang tidak bisa dikontrol pergerakannya itu. Manned Space Agency milik China menyebut serpihan roketnya akan jatuh di lokasi yang sama, dan kemungkinan besar sudah terbakar habis. Foto: Getty Images

Roket Long March 5B kembali ke bumi setelah diluncurkan ke orbit untuk mengantarkan modul kedua stasiun luar angkasa Tiangong pada 24 Juli lalu. Foto: Getty Images

Ini bukan pertama kalinya roket Long March 5B masuk ke orbit setelah diluncurkan dan jatuh ke Bumi secara tidak terkendali. Dua tahun lalu, serpihan roket Long March 5B jatuh di pesisir barat Afrika, tepatnya di Pantai Gading. Foto: Getty Images

Pada Mei 2021, roket Long March 5B kembali jatuh tak terkendali setelah meluncurkan modul Tianhe, yang menjadi modul inti stasiun luar angkasa Tiangong. Untungnya serpihan roket ini jatuh di Samudera India sehingga tidak memakan korban. Foto: Getty Images

Nasa Administrator Bill Nelson menyebut China sama sekali tak memberi informasi trayektori serpihan roket tersebut. "Semua negara yang melakukan perjalanan ke luar angkasa harus mengikuti standar yang sudah ada, dan melakukan tugasnya untuk memberi informasi semacam ini agar bisa menghadirkan prediksi yang akurat terkait risiko kejatuhan serpihan, terutama untuk kendaraan besar seperti Long March 5B, dengan risiko besar kehilangan nyawa dan kerusakan bangunan," jelas Nelson.Foto: Getty Images