HP BlackBerry Ini Niatnya Melawan Android dan iPhone Tapi Gagal

CEO BlackBerry kala itu, Thorsten Heins, meluncurkan ponsel baru berbasis sistem operasi BlackBerry 10. Ia memegang BlackBerry Z10 dan BlackBerry Q10 sebagai ponsel perdana OS tersebut, pada sebuah event megah di akhir Januari 2013. Foto: Getty Images

Tampak penyanyi Alicia Keys turut diundang memeriahkan peluncuran tersebut. Thorsten yakin kedatangan BlackBerry 10 akan membangkitkan mereka. "Saya merasa positif bahwa pada saat Blackerry 10 kami luncurkan, kami akan kembali menjadi pemain yang sangat kuat," yakinnya pada saat itu. Foto: Getty Images

OS BlackBerry 10 di BlackBerry Z10 sangat berbeda dari OS BlackBerry sebelumnya. BlackBerry 10 benar-benar dirancang untuk smartphone layar sentuh. Ini adalah bagian home. Foto: Getty Images

OS ini dirancang bekerja tanpa kehadiran tombol fisik, cukup digeser-geser saja seperti ini. Tanpa perlu menekan tombol, Anda cukup melakukan swipe di layar, Lock screen akan naik seperti tirai begitu anda menggerakkan jempol dan membuka apa yang ada di bawah. Foto: Getty Images

Kamera belakangnya resoulusi 8 megapixel dan kamera depan 2 megapixel. Foto: Getty Images

Desain yang diusung Z10 cukup elegan. Layarnya yang selebar 4,2 inch terasa pas, tak terlalu besar atau terlalu kecil. Termasuk saat dipegang, begitu mantap dalam genggaman. Foto: Getty Images

Banyak yang antusias menjajal BlackBerry Z10 dan media teknologi memuji perangkat ini. "Saya masih yakin banyak penggemar ingin upgrade ke BlackBerry 10. Ini memang perkembangan sangat kuat," kata John Jackson, analis di biro riset IDC. "Tapi takkan membuat ketertarikan massal dari (pengguna) iOS dan Android," tambah dia yang meragukan Z10 mampu meraih banyak pangsa pasar. Foto: Getty Images

Tidak ada satupun tombol fisik di tampilan depan Z10, di sini cuma ada kamera, speaker, lampu LED, dan logo BlackBerry. Tombol fisik hanya dilekatkan di bagian samping kanan untuk volume dan mute serta on-off/lock di sisi atas yang bersebelahan dengan colokan audio jack. Foto: Getty Images

Material yang digunakan untuk menutup cover bagian belakang memang plastik. Namun lapisan luarnya -- atau yang menutupi bagian punggung -- dilapisi material lain. Gradasi dan bahan tambahan yang dipilih tersebut cukup tepat untuk membuatnya jadi lebih keset (tidak licin) saat dipegang. Foto: Getty Images

BlackBerry Z10 punya keyboard virtual dengan mekanisme prediksi teks unik. Fitur ini adalah salah satu yang diunggulkan kala itu. Ketika pengguna mengetik huruf, kata yang diprediksi muncul di atas huruf. Cukup swipe ke atas, maka kata itu muncul di layar atas. "Keyboard Z10 adalah keyboard virtual terbaik dan tercepat yang pernah saya lihat,” puji seorang reviewer. Foto: Getty Images

Z10 merupakan BlackBerry full layar sentuh berlayar 4,2 inch resolusi 1280x768. Dapur pacu diperkuat prosesor dual core 1,5 GHz, RAM 2 GB dan 16 GB media penyimpanan. Ia juga sudah mendukung teknologi NFC u serta konektivitas 4G LTE dan HSPA+. Foto: Getty Images

Tapi kurangnya aplikasi juga dinilai sebagai titik lemah. Pendek kata, Z10 tidak cukup menggoda bagi user Android dan iPhone. "Meskipun sangat solid dan punya beberapa fitur impresif, sulit mengatakan ada sesuatu yang akan membuat pecinta Android atau iPhone kembali ke BlackBerry," tulis TechCrunch. Foto: Getty Images

Digadang-gadang melesat penjualannya, Z10 rupanya melempem di pasaran. Kombinasi penjualan Z10 dan Q10 pada bulan Juli 2013 hanya mencapai 3 juta unit. Bandingkan dengan iPhone 5S dan 5C yang mencapai penjualan 9 juta unit dalam seminggu. Atau Galaxy S4 yang belum setahun pemasaran sudah mencapai tingkat penjualan 40 juta unit. Foto: Getty Images

Puncaknya pada laporan dari IDC, pangsa pasar BlackBerry tinggal 1,7% dari total penjualan smartphone di dunia. Artinya, BlackBerry Z10 dan beberapa handset BlackBerry 10 yang diluncurkan setelahnya tidak mampu membangkitkan BlackBerry dari keterpurukan. Foto: Getty Images

Harga BlackBerry Z10 terus terombang-ambing meski belum setahun diluncurkan yang menandakan performanya buruk di pasaran. Begitulah, akhirnya BlackBerry benar-benar terpuruk dan memutuskan keluar dari industri ponsel, hanya melisensikan mereknya ke vendor lain. Foto: Getty Images