Potret La Sape Bergaya, Meski Hidup Susah Tetap Santai

Penampilan mereka sangat khas, mengenakan pakaian-pakaian bermerek dan mahal. Namun nyatanya mereka bukanlah orang kaya. Sapeur adalah orang-orang yang tinggal di Brazzaville, kota besar Kongo. Foto: BBC News

Pekerjaan mereka umumnya adalah supir taksi, petani, dan tukang kayu. Meskipun hidup yang Sapeur jalani tampak mengesankan pada pandangan pertama, tentu bukan tanpa sisi gelap. Foto: BBC News

Sementara sebagian besar orang menghasilkan cukup uang untuk makan adalah prioritas, bagi Sapeur, mendapatkan cukup uang untuk membeli topi dari desainer Prancis atau Italia serta pakaian merek ternama adalah yang utama. Foto: BBC News

Mengingat kemiskinan yang ekstrem di kota-kota tempat tinggal kumuh Sapeur, hal itu menyebabkan kekhawatiran karena seakan fashion telah menguasai kebutuhan dasar manusia. Foto: BBC News

Selain itu, Sapeur justru memuji diri akan kemampuan mereka untuk dapat mencuci, dan tetap bersih serta higenis, di tengah negara yang persediaan airnya terbatas. Foto: BBC News

Bahkan, mereka juga mengorbankan kesempatan pindah ke rumah yang lebih baik, membeli mobil atau membayar uang sekolah anaknya, untuk dapat memenuhi hasrat fashionnya. Foto: BBC News

Banyak yang menggunakan cara ilegal untuk mendapatkan pakaian yang diinginkan, beberapa juga telah berakhir di balik jeruji besi. Foto: Instagram

Meskipun Kongo bukan negara mau dan kaya raya di mana banyak mencatat sejarah seperti kemiskinan, penyakit, kekurangan gizi hingga perang saudara yang menyebabkan ribuan nyawa melayang. Foto: Instagram

Kebangkitan La Sape ini justru memberikan dampak yang lebih baik di tengah perselisihan. Foto: Instagram

Menurut menteri pemerintah untuk zona ekonomi khusus Alain Akoualala Atipault, La Sape telah menunjukkan hal-hal yang lebih baik di mana Kongo seperti telah hidup kembali setelah bertahun-tahun perang saudara. Foto: Instagram