Sosok Miliarder Termuda Ditangkap dan Bangkrut Gegara Startup Bodong

Pernah menjadi miliarder termuda dunia dalam usia 19 tahun (dalam hitungan dolar AS), Elizabeth Holmes mengalami kejatuhan yang luar biasa parah. Foto: AP

Ketika dulu masih jaya, bersama pasangannya, Billy Evans yang adalah bos jaringan perhotelan. Holmes meroket ke puncak kejayaan berkat perusahaan startup Theranos yang berkecimpung dalam uji darah. Teknologi yang mereka punya memang terdengar mengesankan, di mana cukup mengambil sedikit sampel darah, kondisi kesehatan pasien bisa terpantau. Foto: AP

Tahun 2014, Theranos jadi startup unicorn bernilai miliaran dolar. Holmes dipuja di mana-mana, menjadi miliarder wanita termuda sejagat. Model bisnis startup Theranos adalah menjalankan uji darah dengan teknologi sendiri yang membutuhkan hanya sedikit sampel. Tes ini diklaim Holmes dapat mendeteksi kondisi medis seperti kanker dan kolesterol tinggi. Foto: AP

Theranos meraup pendanaan dari investor kakap seperti Draper Fisher Jurvetson dan Larry Ellison. Tak tanggung-tanggung, mereka mengumpulkan lebih dari USD 700 juta. Para konglomerat, dari Henry Kissinger sampai Rupert Murdoch, ikut berinvestasi di perusahaan tersebut. Foto: AP

Menkeu AS George Schultz, Jenderal Angkatan Darat James Mattis, dan keluarga terkaya Amerika, Waltons, termasuk para pendukungnya. Dukungan itu memberi Holmes kredibilitas, begitu juga tingkah lakunya. Foto: AP

Namun akhirnya, kebusukan Theranos terbongkar dan Holmes harus menjalani proses pengadilan. Ini saat dia berjalan ke pengadilan San Jose dan diliput secara luas oleh media di Amerika Serikat. Foto: AP

Billly Evans selalu setia mendampingi istrinya, apapun kondisinya. Dalam proses pengadilan, wanita ini diputus bersalah atas beberapa dakwaan terkait penipuan para investor dan terancam hukuman puluhan tahun penjara. Foto: AP

Wajah lesu Holmes usai menjalani pengadilan. Pada awalnya, kecurigaan besar mulai melingkupi Theranos. Ian Gibbons, ilmuwan andalan Theranos, memperingatkan Holmes bahwa tes darah besutannya belum siap untuk publik dan ada ketidakakuratan dalam teknologinya. Ilmuwan lain pun mulai menyuarakan kecurigaannya pada Theranos.Foto: AP

Pada Agustus 2015, lembaga pemerintah FDA akhirnya mulai menginvestigasi Theranos. Regulator pemerintah lantas menemukan uji darah yang dilakukan Theranos pada pasien tidak akurat. Foto: AP

Oktober 2015, media berpengaruh Wall Street Journal mempublikasikan temuannya soal Theranos yang ternyata teknologinya meragukan. Berita ini memicu kejatuhan Theranos dan Holmes lebih dalam. John Carreyrou, reporter Wall Street Journal, mengungkap mesin tes darah Theranos yang dinamakan Edison, tidak bisa memberikan hasil akurat. Foto: AP

Di 2016, lembaga FDA, Centers for Medicare & Medicaid Services, dan SEC ramai-ramai menyelidiki Theranos. Mereka berkesimpulan, telah terjadi penipuan. Maka pada Juli 2016, Holmes dilarang berkecimpung di industri tes laboratorium selama 2 tahun. Kemudian bulan Oktober, Theranos menutup operasi laboratoriumnya. Foto: AP

Maret 2018, Theranos, Holmes dan petinggi perusahaan lain disebut melakukan penipuan masif oleh SEC. Sebagai hukuman, Holmes setuju menyerahkan kontrol voting dan keuangan perusahaan, membayar denda USD 500 ribu dan mengembalikan 18,9 juta saham Theranos. Foto: AP

Dia juga dilarang memimpin perusahaan publik selama 10 tahun. Kekayaannya pun lenyap. Hingga akhirnya saat ini, dia dinyatakan bersalah dan hampir pasti akan diganjar hukuman berat. Foto: AP

Sang suami berusaha menenangkan istrinya usai proses pengadilan yang melelahkan. Foto: AP

Berakhirlah karir Elizabeth Holmes dan startup bodongnya yang ternyata adalah penipuan. Foto: AP