Usaha Warga Lawan Suhu Panas Ekstrim yang Ancam Nyawa

Seorang anak di Washington mendinginkan diri di air mancur kota itu. Temperatur udara memang sangat tinggi, bahkan memecahkan rekor. Foto: AP

Air pun dipancarkan untuk mencegah debu beterbangan karena udara sangat panas. Dinas koroner British Columbia melaporkan sedikitnya 486 'kematian mendadak' antara Jumat (25/6) hingga Rabu (30/6) waktu setempat. Angka itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan angka normal yang mencapai 165 kematian setiap gelombang panas melanda. Foto: AP

Warga berinsiatif membagikan air minum bagi mereka yang membutuhkan. Panas ekstrim ini disebabkan oleh fenomena yang disebut sebagai heat dome atau kubah panas. Akibatnya temperatur sampai tembus 49,5 derajat Celcius di area Lytton, British Columbia. Angkanya terus naik sehingga memecahkan rekor dalam tiga hari berturut-turut. Foto: AP

Di Amerika Serikat bagian barat, temperatur mencapai 46 derajat Celcius di Portland, Oregon. Foto: AP

Bagi yang membutuhkan air untuk anjingnya, tempat ini menyediakannya. Foto: AP

Kubah panas pada dasarnya adalah fenomena cuaca di mana kondisi tekanan tinggi atmosfer menjebak udara yang dayang dari lautan Pasifik, menciptakan ruang udara dan mengompresinya ke bawah, membuat suhu semakin panas. Foto: AP

Kendaraan darurat pun membantu warga dengan memancarkan air. “Ibaratnya ini adalah pompa sepeda. Jika Anda memompa udara ke ban sepeda, maka udaranya menjadi hangat,” kata Philip Mote, profesor cuaca di Oregon State University yang dikutip detikINET dari AFP. Foto: AP

Kolam renang di tempat-tempat yang terdampak pun penuh. Foto: AP

Seorang pria sampai berbaring agar suhu badannya dingin di pancuran air. Foto: AP

Kondisi kubah panas tersebut juga mencegah terbentuknya awan, sehingga radiasi dari sinar Matahari leluasa memancar. “Kita pernah melihat fenomena semacam ini sebelumnya, tapi kali ini jauh lebih kuat,” kata dia. Foto: AP

Sungai dan tempat yang banyak airnya pun ramai dikunjungi orang. Penyebabnya mungkin tidak cuma satu, akan tetapi mungkin terkait dengan perubahan iklim. Peristiwa langka semacam ini mungkin akan semakin sering terjadi di masa depan karena peningkatan suhu global. Foto: AP

Tanpa adanya perubahan iklim, kondisi itu memang dapat terjadi, akan tetapi skalanya tidak sampai separah saat ini. “Dunia tanpa perubahan iklim tetap ada gelombang panasnya di sana Namun tidak sampai memecahkan rekor,” kata Zeke Hausfather dari Breakthrough Institute. Foto: AP/Tommy Martino