Jenggot Lebat Pendiri Twitter Bikin Kaget

Ini penampilan terbaru Jack Dorsey kala meeting online dengan para senator. Hadir pula saat itu CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Alphabet, Sundar Pichai. Jenggot Dorsey yang sangat lebat menyita perhatian. Foto: istimewa

Jack Dorsey berbicara soal kontroversi apakah media sosial wajin dimintai tanggung jawab terhadap postingan para usernya yang kadang hoax atau berbahaya. Foto: istimewa

Ironisnya, jenggot Dorsey jadi bahan candaan di Twitter ciptaannya. Beberapa menilainya negatif karena Dorsey terlihat kumuh. "Katanya orang terkaya kok beli pisau cukur saja tidak bisa?" "Jenggot Dorsey tumbuh seiring dengan kekayaannya," demikian tulis beberapa netizen. Foto: istimewa

"Aku suka pria berjenggot, tapi Dorsey malah kelihatan jadi pria gembel yang bau," demikian kritik seorang warganet. Foto: istimewa

Tapi tampaknya Dorsey tak peduli dan senang dengan penampilannya yang baru ini. Ini saat dia tertangkap kamera bersama aktor Sean Penn bersantai di pantai. Foto: istimewa

Dorsey sudah cukup lama berjenggot tapi tak selebat sekarang. Foto: Anushree Fadnavis/Reuters

Beberapa waktu lalu, penampilannya masih parlente dengan jenggot yang rapi. Foto: Istimewa

Dorsey adalah salah satu pria paling berkuasa di jagat teknologi sebagai CEO Twitter dan juga pemilik platform pembayaran Square. Kekayaannya diestimasi Forbes USD 10 miliar. Foto: Istimewa

Pada waktu muda, ia malah pernah menjadi anak punk. Foto: istimewa

Bersama Biz Stone dan Evan Williams, Dorsey menggagas Twitter pada tahun 2006. Saat ini, Dorsey memegang jabatan CEO di situs dengan logo burung tersebut dan berhasil membuatnya kembali populer setelah cukup lama tenggelam. Foto: istimewa

Ia lahir pada 19 November 1976 di St Louis, Missouri, Amerika Serikat. Dorsey mengaku sudah diperkenalkan pada komputer sejak usia 8 tahun sehingga sudah akrab dengan teknologi saat masih belia, bahkan bisa dibilang dari kecil sudah jadi 'kutu' komputer. Foto: GettyImages

Dorsey kemudian kuliah di Missouri University of Science & Technology, kemudian pindah ke New York University. Dia tidak sempat menyelesaikan kuliahnya. Foto: GettyImages/Drew Angerer/